Lalu Lintas Lebih Lancar, Jumlah Korban di Sumsel Turun Signifikan
Jumlah kecelakaan dan korban jiwa sepanjang angkutan arus mudik dan balik di wilayah Sumatera Selatan menurun hingga 27 persen dibanding tahun lalu. Penurunan ini salah satunya disebabkan kelancaran lalu lintas di jalur lintas timur seiring pengoperasian jalur fungsional tol Sumatera.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Jumlah kecelakaan dan korban jiwa sepanjang angkutan arus mudik dan balik di wilayah Sumatera Selatan menurun hingga 27 persen dibanding tahun lalu. Penurunan ini salah satunya disebabkan kelancaran lalu lintas di jalur lintas timur seiring pengoperasian jalur fungsional tol Sumatera.
Hal ini disampaikan Direktur Lalu Lintas Polda Sumatera Selatan Komisaris Besar Dwi Asmoro, Kamis (13/6/2019) di Kota Palembang. Dwi mengatakan, jumlah kecelakaan sepanjang angkutan Lebaran tahun ini menurun dibanding tahun lalu. Tahun ini, terjadi 17 kasus kecelakaan dengan jumlah korban jiwa mencapai 9 orang. Adapun tahun lalu, jumlah korban meninggal dunia mencapai 15 orang. “Nilai kerugian mencapai Rp 122 juta,” kata dia.
Dwi mengatakan, penyebab kecelakaan antara lain pelanggaran rambu lalu lintas, kondisi kendaraan yang tidak laik, pengendara mengantuk, dan juga pengendara melewati batas kecepatan. Penurunan angka kecelakaan dan korban jiwa pada angkutan mudik kali ini salah satunya juga disebabkan pembukaan jalur tol fungsional dari Simpang Pematang Panggang- Kayu Agung-Palembang.
Keberadaan ruas tol, menurut Dwi, mengurangi kepadatan di jalur-jalur yang selama ini menjadi akses utama masyarakat untuk mudik di sejumlah provinsi di Sumatera. Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, rata-rata jumlah kendaraan yang melintas di jalur fungsional mencapai 4.500 kendaraan per hari. Adapun pada puncak arus mudik, Sabtu (1/6) mencapai 7.500 kendaraan. Adapun untuk puncak arus balik terjadi Sabtu (8/6) di mana jumlah kendaraan mencapai 6.800 kendaraan.
Dwi mengatakan, jumlah kendaraan yang melewati tol sepanjang arus mudik mencapai 30.000 kendaraan. Adapun sejak arus balik dimulai hingga Selasa (11/6), tercatat setidaknya sudah ada 20.000 kendaraan melewati jalur tol.
“Kemungkinan, masih ada pemudik, tetapi mereka pulang secara bertahap,” katanya. Adapun tol fungsional Palembang-Lampung akan ditutup mulai Kamis (13/6) dan akan dilanjutkan lagi pengerjaannya.
Adapun untuk jalur lintas, lanjut Dwi, terpantau sejumlah titik kemacetan yang sempat terjadi terutama di Pasar Indralaya, Kota Palembang, Betung, dan di Kabupaten Musi Banyuasin. “Kemacetan terjadi saat H+1 sampai H+3 di mana orang-orang sedang bersilaturahmi,” ungkapnya.
Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara mengatakan, keberadaan tol fungsional sangat membantu memperlancar lalu lintas. “Keberadaan tol fungsional memangkas waktu perjalanan dari Lampung ke Palembang dari 13 jam jadi hanya 4 jam,” katanya.
Kondisi tol fungsional pun normal, tidak ada permasalahan yang menonjol. “Ini karena tidak semua pengendara menggunakan tol karena ada yang melewati lintas timur dan lintas tengah,” katanya.
Tidak hanya kelancaran lalu lintas, bentuk kriminalitas di jalan juga berkurang. “Bahkan tidak ada bentuk kriminalitas yang mengancam pemudik di jalan tol,” ujar Zulkarnaen.
Pangdam II Sriwijaya Mayor Jenderal Irwan menilai, kelancaran dan keamanan sepanjang Operasi Ketupat Musi juga berkat sinergitas antara TNI dan Polri. Menurut dia, pos pengamanan dan pelayanan sudah berjalan baik guna meminimalisasi kerawanan kriminalitas dan kecelakaan. “Penurunan kecelakaan tidak hanya terjadi di Sumsel tetapi juga secara nasional,” katanya.