Satu dari empat korban hilang akibat tenggelamnya KM Nusa Kenari 02 di Perairan Tanjung Margeta, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (15/6/2019) dini hari, ditemukan pada Minggu (16/6) siang. Tiga korban hilang lainnya hingga kini masih dicari.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·2 menit baca
KALABAHI, KOMPAS — Satu dari empat korban hilang akibat tenggelamnya KM Nusa Kenari 02 di Perairan Tanjung Margeta, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (15/6/2019) dini hari, ditemukan pada Minggu (16/6) siang. Tiga korban hilang lainnya hingga kini masih dicari.
Korban yang ditemukan itu adalah Gerald Banamakani (4). Naas, ia sudah tidak bernyawa. Dengan penemuan ini, jumlah korban tewas sebanyak empat orang. Tiga korban tewas lainnya adalah Mariati Manabakani (26), Matilda Sailana (21), Maria Malaikosa (70).
Sementara tiga korban yang belum diketemukan adalah Rey Banamakani (6), Lukas Lasibey (40), dan Natania Raya Napoe (4). Korban tewas dan hilang adalah warga Pulau Pureman, Kabupaten Alor.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Alor Ajun Komisaris Mohammad Arif Sadikin dihubungi di Kalabahi mengatakan, jumlah penumpang termasuk anak buah kapal sebanyak 55 orang. Namun, jumlah ini bisa bertambah atau berkurang, setelah ada keterangan lebih rinci dari anak buah kapal KM Nusa Kenari 02.
Dia mengatakan, saat ini, sudah menahan empat orang. Mereka adalah Piterson Playtuka (nakhoda kapal) dan tiga anak buah kapal, yakni Yopi Makola, Semi Malaikosa, dan Steven Maluba. Penyidik juga telah meminta data dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Alor terkait kondisi cuaca laut antara Kalabahi dan Pulau Pureman saat kejadian.
Kepala Badan SAR Nasional Maumere yang membawahkan Kabupaten Sikka, Flores Timur, Lembata, dan Alor I Putu Sudayana mengatakan, pencarian akan terus berlangsung sampai Sabtu (22/6). Tim pencarian terdiri dari personel Basarnas, kepolisian, TNI, Satpol PP, dan masyarakat.
Wakil Ketua DPRD Alor Julius Montaon mengatakan, pemerintah pusat perlu memperhatikan transportasi laut di provinsi kepulauan, seperti NTT. Daerah dengan 1.192 pulau ini sangat membutuhkan transportasi laut layak. Saat ini, kapal rakyat yang beroperasi mengangkut penumpang sekitar 500 unit. Padahal, kapal rakyat tidak diprioritaskan mengangkut penumpang.
”Memang ada sarana transportasi laut yang disiapkan pemerintah, seperti feri, tetapi jumlah feri sangat terbatas sehingga tidak cukup untuk melayani masyarakat di pulau-pulau kecil dan terpencil. Kapal rakyat sering dimanfaatkan untuk arus mobilisasi penumpang dengan berbagai resiko,” tutur Montaon.