Setiap Tahun, Temanggung Bakal Alokasikan Dana untuk Kesenian
Mulai tahun ini, Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, bakal rutin mengalokasikan sebagian dana APBD untuk pengembangan kesenian tradisional. Kesenian diharapkan dapat tumbuh dan ikut mengangkat beragam potensi unggulan Temanggung.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Mulai tahun ini, Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, bakal rutin mengalokasikan sebagian dana APBD untuk pengembangan kesenian tradisional. Kesenian diharapkan dapat tumbuh dan ikut mengangkat beragam potensi unggulan Temanggung.
”Setelah dikenal dengan tembakau dan kopi, kami berharap Kabupaten Temanggung bisa dikenal dengan kesenian tradisionalnya,” kata Bupati Temanggung M Al Khadziq saat ditemui dalam pembukaan acara Ngopi di Papringan di Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Minggu (16/6/2019).
Tahun ini, Khadziq mengatakan akan memulai pengembangan sekaligus permurnian kesenian tradisional jaran kepang. Alokasi dananya sekitar Rp 400 juta.
Di Kabupaten Temanggung terdapat 2.700 grup kesenian. Sekitar 1.000 grup di antaranya kelompok kesenian jaran kepang.
Upaya pengembangan, menurut dia, akan dimulai dengan sarasehan sejumlah pakar kesenian. Hasilnya, seperti gerakan-gerakan tari berikut kostum khas jaran kepang akan disusun menjadi semacam materi tutorial.
Setelah itu, Khadziq mengatakan, pihaknya akan merekrut para seniman, penari jaran kepang dari 20 kecamatan, untuk dilibatkan menjadi anggota grup jaran kepang bentukan Pemkab Temanggung. Diberi nama Turangga Bhumi Phala, grup jaran kepang tersebut akan berlatih tari dengan mengacu pada tutorial hasil sarasehan. Ia menambahkan, para seniman tersebut akan menjalani keanggotaan dalam grup Turangga Bhumi Phala selama satu tahun saja.
”Demi kepentingan regenerasi, setiap tahun kami akan berupaya mengganti anggota grup Turangga Bhumi Phala dengan penari-penari baru, yang berbeda dengan sebelumnya,” ujarnya.
Adapun seniman atau penari lama yang sebelumnya bergabung diminta untuk kembali ke desa, menjadi guru, melatih penari atau mengembangkan kesenian jaran kepang di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
Metode pengembangan semacam ini nantinya akan dilakukan untuk berbagai kesenian tradisional khas lainnya. Sembari melakukan pengembangan, Khadziq menyatakan masih terus berupaya menginventarisasi kesenian-kesenian lokal khas Kabupaten Temanggung lainnya dengan mengacu pada pengecekan di lapangan dan usulan-usulan masyarakat.
”Kami pun harus teliti karena banyak kesenian lokal daerah lain juga berkembang di Kabupaten Temanggung, seperti misalnya kubro siswo dan topeng ireng,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung Wara Andijani mengatakan, oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kesenian jaran kepang sudah dinyatakan sebagai kesenian lokal khas Kabupaten Temanggung.
Akan tetapi, untuk mengembangkan kesenian tersebut, menurut Wara, pihaknya harus memurnikan gerakan-gerakan tari dan kostum jaran kepang yang selama ini telah banyak dipengaruhi oleh budaya atau kesenian dari daerah lain.
Kesenian jaran kepang juga telah berkembang di banyak daerah lain. Namun, ujarnya, ada gerakan-gerakan sangat khas yang sebenarnya bisa dikenali sebagai gerakan dari kesenian jarang kepang asli Temanggung.
”Salah satu gerakan khas dari jarang kepang Temanggung adalah gerakan seperti menimang kuda,” katanya.