Hendardi: Kota Malang Berperan Penting dalam Pemberantasan Korupsi
Kota Malang kembali dipilih oleh Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melakukan sosialisasi dan penjaringan calon pimpinan KPK. Rabu (19/06/2019) pagi ini, KPK bekerjasama dengan Universitas Brawijaya Malang dan beberapa lembaga antikorupsi menggelar diskusi publik penjaringan calon pimpinan KPK. Kegiatan serupa juga dilakukan pada penjaringan calon pimpinan KPK periode sebelumnya.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kota Malang kembali dipilih oleh Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melakukan sosialisasi dan penjaringan calon pimpinan KPK. Rabu (19/6/2019) pagi ini, KPK bekerja sama dengan Universitas Brawijaya Malang dan beberapa lembaga antikorupsi menggelar diskusi publik penjaringan calon pimpinan KPK. Kegiatan serupa juga dilakukan pada penjaringan calon pimpinan KPK periode sebelumnya.
Peran Kota Malang, menurut Hendardi, menjadi salah satu kota yang dipertimbangkan. Sebab memiliki banyak aktivis dan akademisi yang fokus dengan isu-isu antikorupsi. ”Sebagaimana Yogyakarta, Surabaya, Kota Malang, saya kira cukup penting karena banyak memiliki aktivis-aktivis antikorupsi serta akademisi yang peduli dengan pemberantasan korupsi,” kata Hendardi, Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK, sebelum memberikan sosialisasi penjaringan calon pimpinan KPK di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur.
Hendardi hadir di Malang untuk melakukan sosialisasi penjaringan calon pimpinan KPK. Kegiatan itu bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang, Malang Corruption Watch (MCW), dan Transparency International.
Sebagaimana Yogyakarta, Surabaya, Kota Malang, saya kira cukup penting karena banyak memiliki aktivis-aktivis antikorupsi serta akademisi yang peduli dengan pemberantasan korupsi.
Hendardi mengatakan, ke depan, sebagaimana kehendak presiden, KPK akan lebih banyak membangun praktik-praktik pencegahan korupsi. ”Penindakan juga penting, tetapi jumlah kasus yang banyak ditangani/diungkap/OTT tidak selalu mencerminkan keberhasilan pemberantasan korupsi. Ke depan, pencegahan korupsi akan menjadi prioritas KPK,” katanya.
Pada seleksi calon pimpinan KPK tahun ini, Hendardi mengatakan, antusiasme masyarakat mulai meningkat. Hingga kini sudah ada 11 pendaftar dalam penjaringan calon pimpinan KPK. ”Sekarang ada 11 pendaftar (baik datang langsung, via pos, maupun melalui surat elektronik). Ini lebih baik daripada empat tahun lalu yang pada hari pertama dan kedua penjaringan masih kosong pendaftar,” katanya.
Hendardi mengatakan, pansel calon pimpinan KPK datang ke daerah untuk mendorong tokoh di daerah yang kompeten dan berintegritas dan fokus memerangi korupsi, untuk mendaftar menjadi pimpinan KPK.
Seleksi calon pimpinan KPK dibuka mulai 17 Juni lalu hingga 4 Juli mendatang. Ada 15 tahapan seleksi mulai dari pendaftaran, pembuatan makalah, uji kompetensi, psikotes, penelitian rekam jejak, hingga wawancara.
Namun, ke depan, perlu ditelaah lebih lanjut apakah tokoh-tokoh ini benar-benar berkualifikasi bagus atau sekadar mencari kerja.
Wawan Sujatmiko dari Transparency International mengatakan bahwa penjaringan calon pimpinan KPK hingga ke daerah adalah upaya yang baik untuk memberikan kesempatan masyarakat di daerah turut berpartisipasi dalam upaya pemberantasan korupsi di Tanah Air. ”Namun, ke depan, perlu ditelaah lebih lanjut apakah tokoh-tokoh ini benar-benar berkualifikasi bagus atau sekadar mencari kerja,” kata Wawan.