Menteri LHK Apresiasi Revitalisasi Sungai di Denpasar
Langkah Pemerintah Kota Denpasar, Bali, membersihkan dan mengembalikan kondisi sungai di Kota Denpasar mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan peralatan plasma nano bubble untuk mengurangi polusi bau yang dipasang di Tukad Badung.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Langkah Pemerintah Kota Denpasar, Bali, membersihkan dan mengembalikan kondisi sungai di Kota Denpasar mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan peralatan plasma nano bubble untuk mengurangi polusi bau yang dipasang di Tukad Badung.
”Kami mendukung perhatian dari Pemerintah Kota Denpasar melalui revitalisasi sungai di Denpasar,” kata Siti Nurbaya ketika meninjau Tukad Badung dan Taman Kumbasari di kompleks Pasar Badung, Kota Denpasar, Bali, Kamis (20/6/2019). Siti Nurbaya mengajak para delegasi peserta pertemuan internasional ke-24 The Coordinating Body on the Seas of the East Asia (COBSEA) dalam kunjungannya ke Tukad Badung.
Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menerangkan, Pemkot Denpasar memandang sungai sebagai sumber daya yang harus dijaga dan dilestarikan. Melalui revitalisasi sungai di Kota Denpasar, ujar Rai Mantra, Pemkot Denpasar berupaya menjadikan sungai sebagai aset dan obyek wisata kota.
”Melalui revitalisasi Tukad Badung dan pembuatan taman yang dinamai Taman Kumbasari, kami berupaya mengubah persepsi masyarakat agar tidak lagi mencemari sungai,” kata Rai Mantra. Tukad Badung adalah sungai yang memisahkan Pasar Badung dan Pasar Kumbasari, dua pasar yang berdampingan di pusat Kota Denpasar.
Dalam kesempatan itu, Rai Mantra juga mengenalkan aplikasi sistem manajemen bank sampah, yakni Sistem Informasi Sadar dan Peduli Lingkungan (Sidarling) Denpasar. Sidarling adalah aplikasi mobile untuk memantau aktivitas nasabah bank sampah atau masyarakat dalam menabung ke bank sampah, utamanya sampah plastik.
Melalui revitalisasi Tukad Badung dan pembuatan taman yang dinamai Taman Kumbasari, kami berupaya mengubah persepsi masyarakat agar tidak lagi mencemari sungai.
Adapun alat plasma nano bubble tersebut, menurut Siti Nurbaya, adalah teknologi yang dikembangkan di Indonesia melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sebanyak tiga alat plasma nano bubble dipasang di Tukad Badung.
”Alatnya sederhana, fungsinya menangkap bau dan menambah oksigen,” ujar Siti Nurbaya. ”Alat ini serupa dengan yang dipasang di Kali Sentiong di Jakarta. Namun, yang paling penting adalah menjaga masyarakatnya agar tidak lagi membuang sampah ke sungai,” kata Siti Nurbaya.
Ecoriparian
Siti Nurbaya mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mencanangkan program ecoriparian, yakni revitalisasi dan konservasi kawasan untuk perbaikan kualitas air. Siti Nurbaya menyatakan, upaya yang ditunjukkan Pemkot Denpasar dalam menjaga kebersihan Tukad (sungai) Badung itu sejalan dengan program ekoriparian. ”Ini bisa menjadi contoh,” kata Siti Nurbaya.
Siti Nurbaya juga menyatakan Bali berkepentingan menjaga kebersihan dan menangani sampah, termasuk sampah di laut, karena Bali juga destinasi pariwisata. Menurut Siti Nurbaya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah membuatkan regulasi menangani dan memanajemen sampah, tetapi regulasi itu harus mendapat dukungan dan partisipasi masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Siti Nurbaya juga menerangkan Indonesia sudah membangun fasilitas simpul kerja sama regional dan global dalam upaya perlindungan lingkungan pesisir dan laut dari sampah dan polusi, yakni regional capacity center for clean seas (RC3S) yang ditempatkan di Denpasar, Bali.