Sebanyak 81 kali gempa susulan mengguncang wilayah Mamberamo Raya, Papua, dari Senin hingga Selasa (25/6/2019) pagi. Gempa dipicu pergerakan sesar Mamberamo di daerah tersebut.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 81 kali gempa susulan mengguncang wilayah Mamberamo Raya, Papua, dari Senin hingga Selasa (25/6/2019) pagi. Gempa dipicu pergerakan sesar Mamberamo di daerah tersebut.
Demikian informasi yang disampaikan Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili saat dihubungi dari Jayapura, Selasa siang.
Petrus memaparkan, 81 gempa susulan terjadi pascagempa utama dengan magnitudo 6,1 mengguncang daerah Burmeso, Kabupaten Mamberamo Raya, pada Senin, 24 Juni, pukul 10.05 WIT.
Sebanyak 81 gempa susulan terjadi sejak Senin pukul 10.22 hingga Selasa pukul 07.30 WIT. Rinciannya, 56 gempa susulan terjadi pada Senin dan 25 gempa susulan pada Selasa.
”Dari 81 gempa susulan ini, hanya enam gempa yang dirasakan warga. Puluhan gempa ini tidak memicu terjadinya tsunami karena terjadi di darat,” kata Petrus.
Ia pun mengimbau warga tetap memantau perkembangan informasi tentang gempa yang disampaikan BMKG melalui media massa. ”Kami berharap, warga meningkatkan mitigasi bencana alam karena pergerakan sesar Mamberamo selama beberapa hari terakhir,” ujar Petrus.
Dari data BMKG, wilayah Mamberamo merupakan kawasan sangat rawan gempa. Mamberamo punya sejarah panjang gempa kuat dan merusak pada masa lalu.
Gempa tersebut memiliki guncangan mencapai skala intensitas VII hingga VIII MMI, seperti gempa Mamberamo pada tahun 1916 dengan magnitudo 8,1, tahun 1926 bermagnitudo 7,9, tahun 1950 dengan magnitudo 7,2, tahun 1971 magnitudo 8,1, dan tahun 2015 bermagnitudo 7,2.
Dari data BMKG, wilayah Mamberamo merupakan kawasan sangat rawan gempa. Mamberamo punya sejarah panjang gempa kuat dan merusak pada masa lalu.
Terdapat sesar Mamberamo di kawasan tersebut. Bagi kalangan ahli kebumian juga populer disebut sebagai Sesar Anjak Mamberamo, Mamberamo Thrust, atau Mamberamo Deformation Zone (DFZ).
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mamberamo Raya Deden Sumantri saat dihubungi mengatakan, belum ada laporan korban akibat gempa yang terjadi berkali-kali di daerah tersebut.
”Dari temuan kami, gempa menyebabkan dinding lima ruangan di Rumah Sakit Kasonaweja di ibu kota Mamberamo Raya mengalami retak-retak,” ucap Deden.