Seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat kini masuk musim kemarau sejak April-Mei, yang puncaknya diperkirakan periode Juli-Agustus. Dari kondisi dinamika atmosfer itu diperkirakan NTB mengalami musim kemarau kering, sehingga perlu diperhatikan ketersediaan air irigasi dan air bersih di daerah rawan kekeringan.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat kini masuk musim kemarau sejak April-Mei, yang puncaknya diperkirakan periode Juli-Agustus. Dari kondisi dinamika atmosfer itu diperkirakan NTB mengalami musim kemarau kering, sehingga perlu diperhatikan ketersediaan air irigasi dan air bersih di daerah rawan kekeringan.
“Udara dingin yang dirasakan beberapa bulan terakhir, salah satu tanda masuknya musim kemarau. Udara dingin disebabkan oleh aktifnya angin timuran yang membawa massa udara yang bersifat dingin dan kering ke wilayah NTB, bahkan diperkirakan lebih kering dibanding setahun lalu, ” kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Restu Patria Megantara pada Selasa (25/6/2019) di Mataram.
Saat ini ENSO (El Nino Southern Oscillation) berada pada kondisi El Nino lemah dan diprakirakan masih bertahan tiga bulan ke depan, ujar Restu. Angin timuran/monsun Australia yang aktif saat ini saat ini mengurangi potensi hujan di wilayah NTB. Sedang suhu Permukaan Laut yang lebih dingin dibanding normalnya, sehingga kondisi ini mengurangi potensi hujan di wilayah NTB.
Udara dingin yang dirasakan beberapa bulan terakhir, salah satu tanda masuknya musim kemarau. Udara dingin disebabkan oleh aktifnya angin timuran yang membawa massa udara yang bersifat dingin dan kering ke wilayah NTB, bahkan diperkirakan lebih kering dibanding setahun lalu
Berdasarkan data pengamatan di Stasiun Klimatologi Lombok Barat suhu udara maksimum Juni 2019 mencapai 30 - 31 derajat celcius, dengan suhu udara tertinggi pada 7 Juni mencapai 32,4 derajat celcius, suhu maksimum terendah 28,6 derajat celcius pada 15 dan 17 Juni. Sementara suhu minimum awal Juni umumnya 21 derajat celcius-23 derajat celcius. “Seminggu terakhir suhu minimum lebih rendah, 18 - 19 derajat celcius, dibanding awal Juni,” tutur Restu.
Suhu dingin
Sejumlah warga di Kota Mataram mengakui suasana dingin membalut Kota Mataram. Yuni (51), warga Lingkungan Oloh, Kelurahan Monjok Barat, mengaku, biasanya tidak memakai selimut bila tidur di malam hari. Terlebih lagi kondisi ruangan tempat tidurnya relatif "tertutup" dinding beton.
Namun Yuni mengaku tidak kuat menahan dingin dalam seminggu terakhir terutama masuk tengah malam. Kondisi menurunnya suhu itu dirasakannya malah sejak Mei lalu. "Ruang masuk udara, seperti sela-sela daun pintu bagian bawah dengan lantai rumahnya ditutup dengan koran agar cuaca dingin di luar rumah tidak masuk ruangan," ungkap Yuni.
Dari kondisi itu, Stasiun Klimatologi Lombok Barat, mengimbau pemerintah kabupaten di NTB yang wilayahnya kerap mengalami kekeringan dan krisis air bersih di musim kemarau, meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya antisipasi seperti memasok air bersih bagi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ahsanul Khalik, mengatakan, sudah mengingatkan BPBD kabupaten-kota di Pulau Lombok dan Sumbawa, melalui surat 27 Mei lalu, tentang antisipasi bencana kekeringan. BPBD kabupaten/kota diminta mengikuti dan mencermati perkembangan cuaca dengan mengacu ramalan BMKG.
Ruang masuk udara, seperti sela-sela daun pintu bagian bawah dengan lantai rumahnya ditutup dengan koran agar cuaca dingin di luar rumah tidak masuk ruangan
Selain itu juga menginventarisir dan memantau wilayah terdampak kekeringan, kemudian segera menerbitkan Surat Keputusan Bupat-Wali Kota tentang siaga darurat bencana kekeringan.
Seperti tahun sebelumnya kabupaten/kota yang terdampak kekeringan biasanya minta suplai air bersih kepada BPBD kabupaten-kota, meski sejak surat antisipasi bencana itu dilayangkan, belum ada jawaban. “Kami sudah bersurat, namun belum ada jawaban dari kabupaten/kota,” ucap Ahsanul Khalik.