Polda Jateng Imbau Warga Tak Ikuti Aksi Massa di Jakarta
Menjelang putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa Pemilihan Presiden 2019, masyarakat Jawa Tengah diimbau tidak perlu datang ke Jakarta untuk mengikuti aksi massa. Apapun putusan MK merupakan kemenangan untuk rakyat Indonesia.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS – Menjelang putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa Pemilihan Presiden 2019, warga masyarakat Jawa Tengah diimbau tidak perlu datang ke Jakarta untuk mengikuti aksi massa. Apapun putusan MK merupakan kemenangan untuk rakyat Indonesia.
“Saya menghimbau kepada saudara kami yang ada di Jawa Tengah tidak perlu berangkat ke Jakarta. Para pemimpin kita di Jakarta juga sudah menyampaikan tidak perlu berangkat, karena proses (sidang Mahkamah Konstitusi) sudah berjalan," ujar Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Rycko Amelza Dahniel di sela-sela acara Doa untuk Negeri dan Silaturahmi TNI-Polri dengan Masyarakat di Solo, Jawa Tengah, Rabu (26/6/2019).
Kegiatan yang digelar di Jalan Adi Sucipto di kawasan Manahan, Solo ini dihadiri ribuan anggota TNI, Polri, dan berbagai elemen masyarakat di Solo. Tampak hadir, antara lain Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Mochamad Effendi dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.
Kita sudah mendapat pengalaman yang lalu. Saudara-saudara kita yang di Jakarta setelah berkumpul menjadi massa, perilaku individunya berubah menjadi perilaku massa yang mudah diprovokasi, akhirnya dibenturkan, akhirnya menjadi korban
Menurut Rycko, upaya mencegah kelompok massa agar tidak ke Jakarta untuk mengikuti aksi massa saat sidang putusan MK telah dilakukan. Pihaknya telah memberikan berbagai imbauan dan penjelasan kepada kelompok masyarakat berdasarkan pengalaman aksi massa 21-22 Mei 2019 di Jakarta.
“Kita sudah mendapat pengalaman yang lalu. Saudara-saudara kita yang di Jakarta setelah berkumpul menjadi massa, perilaku individunya berubah menjadi perilaku massa yang mudah diprovokasi, akhirnya dibenturkan, akhirnya menjadi korban,” katanya.
Pesan damai
Rycko menambahkan, Polri, TNI bersama dengan Pemerintah Kota Solo menggelar acara Doa untuk Negeri dan Silaturahmi TNI-Polri dengan Masyarakat untuk menyampaikan pesan damai dari Solo dan Jawa Tengah untuk Indonesia.
Dalam proses pesta demokrasi 2019 yang memunculkan polarisasi di tengah masyarakat, warga Jawa Tengah tetap mampu menjaga kedamaian dan kesejukan.
Dari Solo kita ciptakan Solo yang damai, Jawa Tengah damai, Indonesia damai. Solo tanpa kekerasan, Jawa Tengah tanpa kekerasan, dan Indonesia tanpa kekerasan
“Warga Jawa Tengah sudah mampu menjadikan teladan, sudah memberikan contoh membangun persatuan dan kesatuan, kohesi sosial yang sangat kuat di seluruh Jateng,” katanya.
Effendi mengatakan, acara Doa untuk Negeri dan Silaturahmi TNI-Polri dengan Masyarakat merupakan upaya antisipasi untuk tetap menjaga Solo dan Jawa Tengah umumnya tetap aman dan damai menjelang dan pascaputusan Mahkamah Konstitusi. Menjaga Indonesia yang damai dan tanpa kekerasan harus dilakukan oleh semua komponen bangsa.
“Dari Solo kita ciptakan Solo yang damai, Jawa Tengah damai, Indonesia damai. Solo tanpa kekerasan, Jawa Tengah tanpa kekerasan, dan Indonesia tanpa kekerasan,” katanya.