Industri Kreatif jadi Alternatif Penopang Ekonomi Jawa Barat
Industri kreatif menjadi penopang alternatif dalam perekonomian di samping industri besar lain di Jawa Barat. Dengan membuka pasar yang luas dan akses perbankan dalam permodalan, geliat industri kreatif di Jawa Barat menjadi berkembang.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Industri kreatif berpotensi terus menjadi penopang alternatif perekonomian di samping industri besar lain di Jawa Barat. Dengan membuka pasar yang luas dan akses perbankan dalam permodalan, geliat industri kreatif di Jawa Barat diyakini bakal terus berkembang sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga.
Direktur Eksekutif Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Doni P Joewono di Bandung, Kamis (27/6/2019), menyatakan, ekonomi kreatif memiliki potensi besar menjadi salah satu penopang neraca perdagangan. Dalam triwulan I-2019 ini, kontribusi ekonomi kreatif di Jabar mencapai 11, 58 persen terhadap produk domestik regional bruto Jabar dengan pertumbuhan rata-rata 6,12 persen (year on year).
Jabar, ujar Doni, saat ini cenderung terlalu bergantung pada sektor produksi garmen, otomotif, elektronik, dan alas kaki, yang bergantung pada kondisi pasar global. Peningkatan sektor kreatif ini, katanya, menjadi alternatif di antara sektor-sektor produksi lain yang terlalu bergantung pada mekanisme pasar.
”Jika perekonomian global turun, mau tidak mau sektor produksi ini turun, terutama komoditas-komoditas yang menjadi tumpuan ekspor, seperti otomotif dan garmen. Jabar harus memiliki sumber-sumber perekonomian baru, tidak hanya mengandalkan manufaktur,” ujarnya.
Senada dengan Doni, Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar Neneng Komara menyatakan, sumber penghasilan masyarakat Jabar yang berpotensi besar untuk dikembangkan adalah industri kreatif dan pariwisata. Ia menyebutkan, terdapat lebih dari 3.000 UMKM berbasis industri kreatif dan pariwisata yang bisa dikembangkan.
”Kedua sumber ekonomi itu tidak akan ada habisnya jika bisa dikelola dengan baik. Bentang alam yang indah tidak akan hilang asalkan dilestarikan. Ide-ide kreatif tidak akan pernah habis selama ada inovasi baru di Jabar,” tuturnya.
Pengembangan pasar
Doni mengatakan, peningkatan positif dari industri kreatif menunjukkan, sektor ini menjadi alternatif penopang perekonomian di Jabar. Karena itu, geliat industri kreatif perlu direspons dengan membuka akses pasar dan modal. Upaya ini dilaksanakan dengan mengadakan kegiatan Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ), 28-30 Juni akhir pekan ini.
”Melalui kegiatan ini, kami ingin membuka pasar bagi industri kreatif, terutama berkelas premium. Kami mengejar sektor ini karena sektor medium cukup sulit untuk dimasuki. Karena itu, kami menguatkan sektor premium dengan memperkenalkan produk-produk yang telah berorientasi ekspor,” ujarnya.
Kegiatan perdana ini akan dilaksanakan di Atrium 23 Paskal Hypersquare, Bandung, dan menampilkan 27 UMKM berorientasi ekspor. Sebanyak 15 UMKM di antaranya berasal dari binaan Bank Indonesia untuk daerah Bandung, 4 UMKM berasal dari Dekranasda, sedangkan yang lain berasal dari Tasikmalaya dan Cirebon.
Produk-produk yang akan dipamerkan antara lain busana, alas kaki, dan produk pertanian berupa kopi unggulan Jabar. ”KKJ ini akan menjadi langkah awal kami memilih produk UMKM. Dalam kegiatan ini, mereka akan bersanding dengan perwakilan kantor BI se-Indonesia. Jadi, kami akan tampilkan yang terbaik,” ujar Doni.