Jembatan Barito yang melintasi Sungai Barito di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, masuk tahap pemeliharaan. Sejumlah perbaikan dilakukan pada jembatan yang memiliki panjang lebih dari 1 kilometer serta menghubungkan wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah itu.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BARITO KUALA, KOMPAS — Jembatan Barito yang melintasi Sungai Barito di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, masuk tahap pemeliharaan. Sejumlah perbaikan dilakukan pada jembatan yang memiliki panjang lebih dari 1 kilometer serta menghubungkan wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah itu.
Pejabat Pembuat Komitmen Pemeliharaan Jembatan Barito dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI Banjarmasin, Mirnasari Daulay, mengatakan, pemeliharaan Jembatan Barito akan dilakukan selama lebih kurang tiga bulan.
”Ada beberapa pekerjaan yang dilakukan, yaitu perbaikan lantai, pengecatan, dan penggantian lampu. Semuanya dikerjakan mulai Juni sampai September, dengan anggaran biaya Rp 7,9 miliar,” kata Mirnasari saat meninjau pekerjaan di Jembatan Barito, Kamis (27/6/2019).
Pekerjaan untuk pemeliharaan Jembatan Barito dimulai pada 26 Juni 2019. Pekerjaan pertama yang dilakukan adalah memperbaiki lantai jembatan dengan sistem injeksi semen bertekanan atau sementasi (grouting). Lantai jembatan yang diperbaiki berada pada lajur kiri dari Banjarmasin ke arah Palangkaraya.
Menurut Mirnasari, pekerjaan memperbaiki lantai jembatan dengan sistem injeksi berlangsung selama hampir 22 jam dalam sehari. ”Pekerjaan ini diperkirakan berlangsung selama 7-10 hari,” ujarnya.
Setelah pekerjaan memperbaiki lantai jembatan dengan sistem injeksi, selanjutnya adalah pengecatan. Selesai pengecatan, pekerjaan kembali lagi ke bagian lantai, yakni perbaikan dan penggantian sambungan siar muai (expansion joint) pada lantai jembatan.
Mirnasari mengatakan, Jembatan Barito yang diresmikan Presiden Soeharto pada 23 April 1997 sudah beberapa kali masuk tahap pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan terakhir dilakukan sekitar empat tahun lalu, yaitu memperbaiki lantai jembatan dengan sistem injeksi pada lajur kanan dari Banjarmasin ke arah Palangkaraya.
Buka tutup
Selama kegiatan pemeliharaan Jembatan Barito berlangsung, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI Banjarmasin memberlakukan sistem buka tutup bagi kendaraan yang melintas di Jembatan Barito. Sistem buka tutup diterapkan karena hanya satu lajur yang dibuka selama ada pekerjaan memperbaiki lantai jembatan.
”Saat ini sedang berlangsung pekerjaan memperbaiki lantai jembatan dengan sistem injeksi. Maka, hanya satu lajur yang dibuka,” kata Mirnasari.
Kendaraan dari arah Banjarmasin dan dari arah Palangkaraya harus bergantian melintasi jembatan sepanjang 1.082 meter dan lebar 10 meter itu. ”Kami menghindari penumpukan kendaraan di atas jembatan. Itu berbahaya mengingat Jembatan Barito adalah jembatan gantung dengan sistem kabel ganda tidak simetris,” tuturnya.
Akibat penerapan sistem buka tutup, terjadi antrean kendaraan cukup panjang. ”Kalau lalu lintas lagi padat, orang yang mau melintas bisa menunggu sekitar 1 jam. Tetapi kalau agak lengang, paling hanya menunggu 10-15 menit,” kata Jamilah, warga Desa Beringin, Kecamatan Alalak, Barito Kuala, yang membuka warung di dekat Jembatan Barito.