Keluarga Sersan Dua Dita Ilham Primojati (24), salah satu penumpang helikopter yang hilang kontak di kawasan Oksibil, Papua, berharap kabar terbaik dan juga memohon doa agar seluruh kru dan penumpang pesawat selamat.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Keluarga Sersan Dua Dita Ilham Primojati (24), salah satu penumpang helikopter yang hilang kontak di kawasan Oksibil, Papua, berharap kabar terbaik. Mereka berharap, pencarian dilakukan secara optimal dan juga memohon doa agar seluruh kru dan penumpang pesawat selamat.
”Semoga cepat ditemukan heli dan krunya. Semoga semua selamat. Kami mohon doa dari semua bagi adik kami. Semoga yang terbaik. Kami sekeluarga menunggu kabar yang baik,” tutur Dita Ibnu Aryandani (29), kakak dari Dita Ilham, Sabtu (29/6/2019), saat ditemui di rumahnya di RT 008 RW 001, Desa Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah.
Diberitakan Kompas.id, Sabtu, helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat hilang kontak di kawasan Oksibil, Papua, Jumat (28/6/2019) pukul 11.49 WIT. Helikopter dengan 12 penumpang itu lepas landas dari Bandara Oksibil pada Jumat pukul 11.44 WIT.
Seharusnya helikopter yang mengangkut logistik untuk Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia dan Papua Niugini di Pegunungan Bintang itu tiba di Sentani, Kabupaten Jayapura, pukul 13.11 WIT.
Adapun penumpang helikopter terdiri dari tujuh awak helikopter dan lima anggota Batalyon Infanteri 725/Waroagi. Ketujuh awak itu meliputi CPN Aris, Letnan CPN Ahwar, Kapten CPN Bambang, Sersan Kepala Suriatnae, Prajurit Satu Asharulf, Prajurit Kepala Dwi Pur, dan Sersan Dua Dita Ilham. Personel Yonif 725 meliputi Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddine, dan Prada Tegar Hadi Sentana.
Ayah dan ibu Ilham, Subandi (56) dan Sugiyanti (54), mencoba tegar menanti kabar tentang anak ketiga mereka itu. Ilham sudah lima tahun bergabung di Skuadron 31 Serbu Semarang pada Satuan Penerbang Angkatan Darat. Sejumlah wilayah pernah menjadi tempat tugas Ilham yang bertugas sebagai teknisi pesawat atau avionic, termasuk Papua.
”Ilham sudah empat kali bertugas di Papua. Terakhir, saat Lebaran, Ilham cuti liburan di rumah dan baru berangkat lagi seminggu lalu,” kata Sugiyanti.
Sugiyanti mengatakan, dirinya mendapatkan kabar dari pimpinan Ilham pada Jumat sore. Keluarga diminta sabar dan jajarannya akan berusaha seoptimal mungkin mencari helikopter yang hilang kontak tersebut. Sejumlah kerabat dan keluarga datang silih berganti ke rumah Ilham untuk menguatkan dan berdoa memohon yang terbaik bagi Ilham yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Selain keluarga, Agista (23), tunangan Ilham, turut mengharapkan kabar terbaik. Agista dan Sugiyanti beberapa kali tampak menangis terisak saat menerima kehadiran kerabat mereka.
Ketika sudah masuk jadi prajurit, Ilham sudah bukan anak keluarga lagi, tapi sudah jadi anak negara. Waktu dan dirinya yang punya sudah negara.
Hartati (58), salah satu kerabat Ilham, mengatakan, Ilham adalah sosok yang ramah dan baik. ”Mas Ilham ramah banget. Saya kaget ketika lihat berita. Sejak SMP, dia sudah ikut baris-berbaris. Badannya keras dan cocok jadi tentara,” tuturnya.
Ibnu menyebutkan, Ilham sejak kecil ingin menjadi pilot dan tentara. Setelah selesai pendidikan di bangku SMP di SMP 6 Purwokerto, Ilham melanjutkan ke SMK Penerbangan di Yogyakarta. Kemudian, ia menjalani pendidikan militer di Jawa Barat.
”Sudah sejak kecil adik saya ingin jadi pilot dan tentara. Mungkin karena simbah kami dulu juga ada yang jadi tentara,” ucap Ibnu.
Ibnu menuturkan, pihak keluarga mendukung cita-cita Ilham untuk menjadi tentara, sekaligus memahami risiko dari pilihannya tersebut. ”Ketika sudah masuk jadi prajurit, Ilham sudah bukan anak keluarga lagi, tapi sudah jadi anak negara. Waktu dan dirinya yang punya sudah negara,” ujar Ibnu.