Konsumsi Listrik Meningkat, PLN NTB Terus Perluas Jaringan
Konsumsi listrik masyarakat Nusa Tenggara Barat terus meningkat. Kondisi itu menjadi salah satu indikator tumbuhnya perekonomian. Untuk memperluas jangkauan, PT PLN menambah sejumlah pembangkit, gardu, dan transmisi.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Konsumsi listrik masyarakat Nusa Tenggara Barat terus meningkat. Kondisi itu menjadi salah satu indikator tumbuhnya perekonomian. Untuk memperluas jangkauan, PT PLN menambah jaringan pembangkit, gardu, dan transmisi.
Manajer Komunikasi PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTB Rudi Purnomoloka, Sabtu (29/6/2019) di Mataram, Lombok, mengatakan, penjualan daya listrik kuartal pertama tahun 2019 sebesar 615 terawatt-hour (TWh) atau naik 5,5 persen dari kuartal pertama tahun 2018 sebesar 582 TWh.
”Naiknya penggunaan listrik ini tentu menjadi sinyal positif bahwa ekonomi masyarakat NTB terus tumbuh,” ujar Rudi.
Pada 2018, rasio elektrifikasi di NTB sekitar 92 persen, naik 10 persen dibandingkan dengan kondisi 2017. Adapun pada kuartal pertama tahun 2019, rasio elektrifikasi di NTB telah mencapai 95,8 persen.
Menurut Taufiq Dwi Nurcahyo, Manajer Komunikasi PLN UIW NTB, peningkatan rasio elektrifikasi ini salah satunya didorong program Listrik Desa (Lissa), yaitu dengan melakukan perluasan jaringan listrik ke daerah-daerah terpencil yang belum teraliri listrik.
Selain itu, lanjutnya, ada juga program pasang baru subsidi untuk daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi.
Pada 2018, rasio elektrifikasi di NTB sekitar 92 persen, naik 10 persen dibandingkan dengan kondisi 2017. Adapun pada kuartal pertama tahun 2019, rasio elektrifikasi di NTB telah mencapai 95,8 persen.
Untuk menjawab kebutuhan listrik di NTB, Asisten Manajer Komunikasi PT PLN UIW NTB Rofia Fitri mengatakan, pihaknya melakukan inovasi, antara lain, dengan kegiatan promosi Gemerlap Lebaran dalam beberapa tahun terakhir. PLN NTB juga menggelar program Menembus Batas bagi pelanggan yang memiliki kompor induksi dengan diskon tambah daya sebesar 75 persen.
Dalam program Gemerlap Lebaran, potongan tambah daya diberikan sebesar 50 persen dengan nilai maksimal Rp 10 juta. Pelanggan rumah tangga yang memiliki daya listrik 1.200 watt, misalnya, lalu ingin menambah daya menjadi 1.300 watt hanya perlu membayar Rp 500.000 atau setengah dari biaya normal sebesar Rp 1 juta.
”Jika tambahan daya melebihi potongan maksimal atau lebih dari Rp 10 juta, yang bersangkutan hanya mendapat diskon Rp 10 juta,” ujar Rofia Fitri.
Kesempatan itu diberikan kepada pelanggan tegangan rendah yang melakukan tambah daya listrik. Sementara program Menembus Batas dengan diskon tambah daya 75 persen diperuntukkan bagi pelanggan rumah tangga yang memiliki kompor induksi atau motor listrik. Adapun pelanggan yang memiliki mobil listrik, tambah daya tidak dikenai biaya.
Rudi menambahkan, pihak PLN NTB juga terus berupaya melakukan pemerataan kebutuhan listrik ke seluruh wilayah Provinsi NTB, antara lain dengan membangun jaringan pembangkit, transmisi, dan gardu.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi NTB, pada 2019, beberapa pembangkit baru yang kini dalam proses konstruksi juga akan beroperasi. Di antaranya, PLTMGU Lombok Peaker berkapasitas 150 MW, PLTU Sumbawa Barat berkapasitas 2 x 7 MW, serta PLTMG Sumbawa dan PLTMG Bima masing-masing berkapasitas 50 MW.