Integrasi Antarwilayah Potensial Tingkatkan Kesejahteraan Daerah

KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Menteri BUMN Rini Soemarno berkunjung ke obyek wisata Goa Jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (4/7/2019). Rini mendorong integrasi pariwisata antarwilayah, terutama dengan beroperasinya bandara di Kulon Progo sehingga masyarakat dapat kian sejahtera.

KEBUMEN, KOMPAS — Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mendorong integrasi antarwilayah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Integrasi bidang pariwisata, misalnya, bisa dikembangkan antara Kebumen dan Yogyakarta, yang kini makin terjangkau dengan beroperasinya Bandar Udara Kulon Progo.

”Sekarang hanya 1 jam dari Bandara Kulon Progo ke Kebumen, dulu mungkin lebih dari 2 jam dari Adisutjipto. Saya ingin melihat bagaimana kita bisa mengemas program wisata ini dengan adanya bandara yang baru,” kata Rini saat berkunjung ke obyek wisata Goa Jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (4/7/2019).

Baca Juga: APGN Bahas Pelestarian Alam dan Bencana

Selain Goa Jatijajar, Rini juga mengunjungi Pantai Menganti serta Taman Bumi atau Geopark Karangsambung-Karangbolong. Rini menyampaikan, di Kebumen terdapat tanaman jenitri (Elaeocarpus sp), bahan baku kerajinan tangan gelang atau kalung.

”Tentunya kita juga ingin menghubungkan dengan situs-situs seperti Prambanan. Tadi ada cerita gelang jenitri, ternyata pohonnya banyak di sini. Ini gelang, dalam kepercayaan orang Hindu, dipakai berdoa. Ini harus kita sambungkan dengan Prambanan yang pada dasarnya itu kepercayaan orang Hindu,” papar Rini.

KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Menteri BUMN Rini Soemarno berkunjung ke obyek wisata Goa Jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (4/7/2019). Rini mendorong integrasi pariwisata antarwilayah, terutama dengan beroperasinya bandara di Kulon Progo sehingga masyarakat dapat kian sejahtera.

Rini mengatakan, melalui pembinaan BUMN, potensi wisata itu perlu dikemas lebih baik dan menarik sehingga mendorong peningkatan ekonomi di Kebumen. Alasannya, di kabupaten ini jumlah masyarakat berpendapatan rendah masih sangat tinggi.

”Kita ingin memberdayakan masyarakat. Masih dilihat di mana kita bisa membantu masyarakat desa untuk bikin homestay. Kita ingin membantu membina mereka juga, ada usaha kerajinan anyaman daun pandan yang potensinya sangat bagus. Nanti kita akan membuka rumah kreatif BUMN yang sudah dibentuk di 200 lebih kabupaten untuk membantu dan membina dan memasarkan produk-produk mikro dan kecil,” paparnya.

Kita ingin memberdayakan masyarakat. Masih dilihat di mana kita bisa membantu masyarakat desa untuk bikin homestay. Kita ingin membantu membina mereka juga, ada usaha kerajinan anyaman daun pandan yang potensinya sangat bagus.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Kebumen Azam Fatoni menyampaikan, salah satu program prioritas pariwisata di Kebumen adalah pengembangan taman bumi atau Geopark Karangsambung-Karangbolong. ”Prioritas tentu geopark dan wisata yang tumbuh di desa-desa,” kata Azam.

Azam berharap kehadiran Rini dapat menggerakkan perusahaan-perusahaan di bawah BUMN untuk menggelontorkan dana pertanggungjawaban sosial untuk mengembangkan pariwisata di Kebumen. Berdasarkan data, jumlah wisatawan yang datang ke Kebumen pada 2016 tercatat 1.486.939 orang. Setahun kemudian meningkat menjadi 1.790.075 orang dan tahun 2018 mencapai 2.020.878 orang. ”Target wisatawan pada 2019 ini 2,39 juta pengunjung,” kata Azam.

KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO

Watu Kelir, lapisan selang-seling antara batu rinjang dan lempung merah gampingan secara vertikal, menjadi salah satu ikon Geopark Karangsambung-Karangbolong di Desa Seboro, Kecamatan Sadang, Kebumen, Jawa Tengah, Senin (21/1/2019)

Peneliti Utama Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Chusni Ansori mengatakan, dalam waktu dekat akan dibangun geotorium, museum interaktif tentang kebumian. Fungsinya memudahkan penyampaian pesan dan ilmu kepada para pengunjung.

”Selama ini, kalau kita cerita tentang dinamika bumi Karangsambung (lisan), agak susah. Nah, bagaimana mengimplementasikannya lebih sederhana. Kalau museum, (suasananya) lebih mati. Geotorium ini nantinya kira-kira semacam museum digital, ada peraga-peraga juga yang lebih mudah dicerna,” kata Chusni.

Chusni menyampaikan, konsep geotorium nantinya akan dibangun menyerupai studio. Ada sajian audiovisual tentang periode kebumian yang terbentuk ratusan juta tahun lalu. ”Sebelum orang datang ke lapangan, bisa melihat geotorium terlebih dulu. Ini bisa untuk mass tourism (wisata untuk banyak orang atau massal),” katanya. Diharapkan geotorium ini bisa direalisasikan setahun ke depan.