Tingginya harga tiket pesawat di Papua dikhawatirkan menurunkan gaung pelaksanaan PON 2020. Hingga pertengahan tahun ini saja, tingkat hunian sekitar 200 hotel di wilayah Papua anjlok dengan rata-rata okupansi sekitar 30 persen.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tingginya harga tiket pesawat di Papua dikhawatirkan menurunkan gaung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional 2020. Hingga pertengahan tahun ini saja, tingkat hunian sekitar 200 hotel di wilayah Papua anjlok dengan rata-rata okupansi sekitar 30 persen.
Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Papua Sahril Hasan, Senin (8/7/2019), di Jayapura, mengatakan, tingkat hunian hotel tahun ini merupakan yang terendah selama beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, okupansi hotel berkisar 60 persen hingga 70 persen.
Ia menuturkan, apabila tidak ada solusi terkait tingginya harga tiket pesawat, hal itu akan berdampak pada animo pengunjung saat pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun depan. ”Kami khawatir jumlah atlet dan pengunjung ke Papua akan berkurang jika tidak ada solusi tingginya harga tiket pesawat. Diperlukan sebuah kebijakan dari pemerintah pusat untuk mengatasi masalah ini,” ujarnya.
Pemilik hotel yang menjadi anggota PHRI Papua tersebar di sejumlah daerah, yakni Kota Jayapura serta Kabupaten Jayapura, Biak Numfor, Jayawijaya, Merauke, dan Mimika. Menurut Sahril, keenam daerah ini merupakan lokasi pelaksanaan PON di Papua pada Oktober 2020.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua, Thomas Sondegau, berpendapat, sarana transportasi udara merupakan faktor paling vital dalam menunjang kegiatan perekonomian dan sektor lainnya di Papua.
”Tingginya harga tiket pesawat selama beberapa bulan turut memengaruhi turunnya angka hunian di Papua. Masalah ini sangat menyulitkan kami,” kata Sahril.
Di Mimika terdapat 33 hotel berbintang dan kelas melati dengan 1.302 kamar, sedangkan di Jayawijaya sebanyak 18 hotel berbintang dan kelas melati dengan 354 kamar. Di Merauke terdapat 18 hotel berbintang dan kelas melati dengan 495 kamar, sementara di Biak Numfor ada 17 hotel berbintang dan kelas melati dengan 417 kamar.
Adapun Kota Jayapura, lanjut Sahril, memiliki 65 hotel berbintang dan kelas melati dengan 2.706 kamar, sedangkan Kabupaten Jayapura memiliki 25 hotel berbintang dan kelas melati dengan 982 kamar.
Dalam pelaksanaan PON 2020 di Papua, lanjut Thomas, Provinsi Papua meminta Kementerian Pemuda dan Olahraga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi masalah tingginya harga tiket pesawat. Pelaksanaan PON 2020 di Papua tersebar di lima kluster, yakni Jayapura, Mimika, Biak, Merauke, dan Jayawijaya. Perjalanan dari Jayapura ke empat daerah tersebut harus menggunakan pesawat.
Dari pantauan DPRD Papua, harga tiket pesawat dari Jayapura ke Timika yang memakan waktu hanya 30 menit sekitar Rp 1 juta. Biasanya, harga tiket ke Timika hanya Rp 800.000. Sementara harga tiket pesawat dari Jakarta ke Jayapura sekitar Rp 5 juta untuk satu kali perjalanan.
Apabila harga tiket pesawat masih tinggi hingga tahun depan, kami pesimistis banyak atlet yang mengikuti PON. Padahal, ajang ini adalah kebanggaan masyarakat Papua.
Bahkan, dalam laga kompetisi Shopee Liga 1, tim tamu Semen Padang FC hanya membawa 16 pemain saat menghadapi Persipura Jayapura di Stadion Mandala pada 28 Juni lalu. Hal ini disebabkan biaya operasional untuk membeli tiket pesawat ke Jayapura sangat tinggi.
”Apabila harga tiket pesawat masih tinggi hingga tahun depan, kami pesimistis banyak atlet yang mengikuti PON. Padahal, ajang ini adalah kebanggaan masyarakat Papua,” ucap Thomas yang juga anggota Panitia Besar PON Papua.