Sebagai salah satu destinasi wisata yang paling diminati di Sulsel, pemerintah dan pelaku usaha pariwisata di Toraja Utara dan Tana Toraja terus mengembangkan objek-objek wisata baru termasuk wisata minat khusus dan beragam festival. Arung jeram, jalan kaki, hingga lari lintas alam adalah sebagian dari atraksi wisata yang mulai banyak diminati.
Oleh
RENY SRI AYU
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS - Sebagai salah satu destinasi wisata yang paling diminati di Sulsel, pemerintah dan pelaku usaha pariwisata di Toraja Utara dan Tana Toraja terus mengembangkan objek-objek wisata baru termasuk wisata minat khusus dan beragam festival. Arung jeram, jalan kaki, hingga lari lintas alam adalah sebagian dari atraksi wisata yang mulai banyak diminati.
Di Toraja Utara dan Tana Toraja, alam, budaya, dan tradisi selama inj mendominasi objek maupun atraksi wisata. Namun beberapa tahun terakhir berbagai festival juga digelar diantaranya Toraja International Festival (TIF), Festival Kopi, hingga Lovely Desember.
“Tahun ini TIF digelar untuk ke tujuh kali. Ada empat negara yang menyatakan ikut berpartisipasi yakni Amerika, Korea Selatan. Spanyol, dan India. Kami juga mengundang beberapa daerah untuk turut tampil pada acara tersebut,” kata Kepala Dinas Pariwisata Toraja Utara Harly Patriatno, Jumat (12/7/2019).
Toraja International Featival adalah festival musik dan budaya yang digelar lima hari mulai Rabu (17/7/2019). Festival ini melengkapi beberapa festival lain yang diantaranya ditujukan untuk menarik minat wisatawan. Tahun ini target pengunjung pada acara ini sedikitnya 15.000 untuk tiga hari yakni Jumat-Minggu (19-21/7/2019)
Tahun ini TIF digelar untuk ke tujuh kali. Ada empat negara yang menyatakan ikut berpartisipasi yakni Amerika, Korea Selatan. Spanyol, dan India. Kami juga mengundang beberapa daerah untuk turut tampil pada acara tersebut
Menurut Harly, selain festival, sejumlah objek dan atraksi wisata minat khusus juga dikembangkan. Arung jeram di Sungai Mai’ting dan jalan kaki menyusuri perkampungan di beberapa kecamatan cukup diminati beberapa waktu terakhir.
“Berbagai festival yang digelar dan pengembangan objek-objek wisata baru cukup menarik minat wisatawan dan punya pengaruh signifikan terhadap kenaikan kunjungan wisatawan. Namun persoalan mahalnya harga tiket cukup membuat kunjungan wisatawan stagnan tahun ini setidaknya hingga Juni,” kata Harly.
Tahun 2018 jumlah kunjungan di Toraja Utara mencapai 289.000 kunjungan dan 42.000 diantaranya adalah wisatawan mancanegara.
Di Tana Toraja objek wisata baru seperti Bukit Buntu Burake, wisata alam Pango-Pango dan festival kopi juga menjadi bagian usaha pemerintah mengembangkan sektor pariwisata.
Kami ingin orang datang kesini dengan banyak alternatif. Dahulu Tana Toraja lebih banyak ke atraksi budaya namun kini orang-orang bisa mendatangi banyak tempat
Wakil Bupati Tana Toraja Viktor Datuan Batara mengatakan, sejauh ini pengembangan objek wisata baru untuk membuka mata wisatawan bahwa Toraja memiliki banyak alternatif berwisata selain sekadar wisata Alan pesta adat serta berbagai tradisi.
“Kami ingin orang datang kesini dengan banyak alternatif. Dahulu Tana Toraja lebih banyak ke atraksi budaya namun kini orang-orang bisa mendatangi banyak tempat,” katanya.