Potensi nilai perdagangan dalam ekosistem e-dagang relatif besar, dengan didominasi konsumen dari kalangan milenial. Pelaku ekonomi kreatif dari usaha mikro, kecil, dan menengah didorong untuk memanfaatkan peluang ini dengan masuk ke ekosistem dalam jaringan.
Oleh
Samuel Oktora
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS - Potensi nilai perdagangan dalam ekosistem e-dagang relatif besar, dengan didominasi konsumen dari kalangan milenial. Pelaku ekonomi kreatif dari usaha mikro, kecil, dan menengah didorong untuk memanfaatkan peluang ini dengan masuk ke ekosistem dalam jaringan.
Hal ini disampaikan Deputi Chief Marketing Officer (CMO) Blibli.com, Andy Adrian dalam acara pembukaan Festival UMKM The Big Start Indonesia Season 4 di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/7/2019). Ajang ini digelar kerja sama antara Blibli.com dan Pemerintah Provinsi Jabar dari tanggal 12-14 Juli.
“Ada tren menarik, pembeli dalam ekosistem e-dagang didominasi kalangan millenial dengan rentang usia 35 tahun ke bawah. Kalangan millenial sangat erat dengan internet dan online. Mereka ternyata menyukai dan bangga dengan produk lokal. Selain unik dan kreatif, harga produk lokal dinilai sangat bersaing. Ini potensi yang besar bagi UMKM untuk menggarapnya,” kata Andy.
Ada pun The Big Start Indonesia merupakan kompetisi bagi wirausaha muda guna memberikan kesempatan bagi pelaku eknonomi kreatif mengembangkan bisnis mereka. Peserta yang terpilih atau terseleksi akan dibekali pengetahuan dan pelatihan untuk dapat menghadapi tantangan pemasaran, permodalan, jaringan, sistem teknologi, pengetahuan bisnis, penggunaan platform daring, kreativitas dan inovasi.
Dalam kompetisi berhadiah total Rp 1,3 miliar ini diikuti 100 UMKM di Jabar yang memamerkan produk mereka, meliputi empat kategori utama, yakni fashion, kuliner, kesehatan dan kecantikan, serta kriya.
Andy mencontohkan, disukainya produk lokal itu melihat tanggapan dari sejumlah konsumen, di antaranya dari Sumatra Utara, Kalimantan Timur, dan Jawa Tengah yang menyukai produk fashion asal Jabar, yang dinilai desain menarik, harga pun kompetitif.
Ada tren menarik, pembeli dalam ekosistem e-dagang didominasi kalangan millenial dengan rentang usia 35 tahun ke bawah. Kalangan millenial sangat erat dengan internet dan online. Mereka ternyata menyukai dan bangga dengan produk lokal. Selain unik dan kreatif, harga produk lokal dinilai sangat bersaing. Ini potensi yang besar bagi UMKM untuk menggarapnya,
“Ini kesempatan bagi UMKM untuk berinovasi dan berkolaborasi. Kami juga menyediakan kanal seperti Galeri Indonesia, yang memberikan kesempatan bagi UMKM memasarkan produknya untuk dapat menjangkau pasar lebih besar,” ujarnya.
Andy menyinggung, pihaknya terus mendorong UMKM masuk ke dalam ekosistem daring, seperti platform Blibli.com, yang sejak berdiri tahun 2011 hingga saat ini sedikitnya 3.000 UMKM di Jabar telah bergabung ke dalam ekosistem daring. Jumlah tersebut tercatat dalam per kuartal II Tahun 2019 atau ada kenaikan sebesar 125 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.
Selain itu, jumlah yang dihasilkan oleh UMKM Jabar mencapai lebih dari 100.000 produk. Hal ini menunjukkan ada kenaikan sebesar 120 peren dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (2018).
SVP Trade Partnership Merchant Sales Operation & Development Blibli.com, Geoffrey L Dermawan menjelaskan, bagi UMKM peserta dalam ajang kompetisi ini diberi kseempatan menaruh produk mereka di Galeri Indonesia, yang merupakan kategori khusus yang disediakan oleh Blibli.com utuk produk kreatif hasil produksi lokal.
Produk yang dapat masuk dalam Galeri Indonesia meliputi kategori fashion, kesehatan dan kecantikan, kuliner, rumah dan dekorasi, serta seni dan kerajinan.
Meningkatkan pengetahuan
Sekretaris Daerah Jabar, Iwa Karniwa berpendapat, ajang kompetisi ini berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan UMKM dalam memanfaatkan platform daring, serta untuk memperluas usaha mereka.
Pemprov Jabar juga terus memfasilitasi agar UMKM mengembangkan diri. Di antaranya dalam aspek pemasaran, juga sertifikasi produk, apakah itu dengan menggratiskan biaya atau membantu dari sisi administrasi.
“UMKM perlu terus didukung karena peran UMKM turut menjaga baik pertumbuhan ekonomi, yang dapat menurunkan kemisikinan, pengangguran, juga kesenjangan antara kaya dan miskin,” ucap Iwa.
Sementara itu pemilik usaha keripik jengkol “Oyoh Jengkol”, Imas Mintarsih (30) mengatakan, dirinya yang turut bergabung dalam The Big Start Indonesia merasakan manfaat dari pelatihan yang diberikan.
“Salah satunya pengetahuan terkait kemasan. Sebelumnya kemasan yang saya pakai plastik, juga ada stikernya. Kemudian dilatih dengan membuat kemasan yang lebih menarik,” ujar Imas, yang juga menjual produknya ke perusahaan e-dagang.