Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung, Lampung, dalam sepekan terakhir melonjak hingga 75 persen dari Rp 40.000 per kilogram menjadi Rp 70.000 per kilogram. Lonjakan tajam dipicu menipisnya pasokan cabai dari sentra-sentra hortikultura di wilayah tersebut.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Bandar Lampung, Lampung, dalam sepekan terakhir melonjak hingga 75 persen dari Rp 40.000 per kilogram menjadi Rp 70.000 per kilogram. Lonjakan tajam dipicu menipisnya pasokan cabai dari sentra-sentra hortikultura di wilayah tersebut.
Pantauan Kompas di Pasar Pasir Gintung dan Pasar Tugu, Bandar Lampung, Selasa (16/7/2019), kenaikan harga cabai memicu keresahan konsumen, terutama para ibu rumah tangga. “Saya kaget ketika belanja cabai satu kilogram, pedagang pasang harga Rp 70.000,” ujar Arni, ibu rumah tangga yang berbelanja di Pasar Pasir Gintung.
Arni yang sehari-hari membuka usaha katering makanan rumahan berharap harga cabai segera stabil. Pasalnya, pelaku usaha kuliner sepertinya tidak bisa langsung menaikkan harga jual makanan. Saat harga bahan pangan naik, dia mengaku keuntungannya semakin menipis.
Dalam sepekan terakhir, harga cabai di Bandar Lampung terus meroket. Harga cabai rawit merah menyentuh harga tertinggi, yakni Rp 70.000 per kg. Adapun harga cabai merah keriting dan cabai rawit hijau Rp 60.000 per kg. Di tingkat eceran, harganya bahkan menyentuh 80.000 per kg.
Zainal Arifin, pedagang cabai mengatakan, pasokan cabai dari petani beberapa waktu terakhir semakin menyusut. Dia mencontohkan, seminggu terakhir, Zainal hanya bisa membeli cabai maksimal 175 kg per hari. Adapun pada saat normal, dia bisa membeli hingga 350 kg.
“Stok cabai menipis karena kemarau. Banyak petani yang belum panen cabai. Saat ini, stok dibatasi karena harus dibagi-bagi dengan yang lain. Satu pedagang paling banyak hanya mendapat lima karung,” papar Zainal.
Selama ini, Zainal mendapat pasokan cabai dari sejumlah agen di Jakarta. Cabai tersebut dipasok petani dari sejumlah sentra pertanian di Jawa. Sebagian lagi dipasok dari petani dari Kabupaten Tanggamus, Lampung Selatan, dan Lampung Barat.
Selain cabai, harga daging ayam broiler juga mengalami kenaikan. Saat ini, harga daging ayam boiler berkisar Rp 27.000–Rp 28.000 per kg. Menurut keterangan sejumlah pedagang, harga daging ayam broiler sempat anjlok menjadi Rp 20.000 per kilogram pada Juni 2019. Namun, harga daging ayam kembali naik seiring menipisnya pasokan.
“Stok berkurang karena ada peternak yang menutup kandang. Mereka takut rugi karena harga sempat jatuh bulan lalu,” ujar Lina, salah satu pedagang daging ayam.
Stok berkurang karena ada peternak yang menutup kandang. Mereka takut rugi karena harga sempat jatuh bulan lalu.
Dia mengatakan, kenaikan harga sudah berlangsung sejak tiga hari terakhir. Pada kondisi normal, harga daging ayam berkisar Rp 23.000–Rp 24.000 per kg. Meski harga naik, konsumsi terhadap daging ayam boiler cenderung turun. Sejumlah pedagang memilih tidak banyak menyimpan stok daging untuk menghindari kerugian.
“Saya hanya mengambil stok 60 ekor ayam setiap hari karena pembeli sepi, tidak seperti saat Ramadhan,” ujar Lina.