Kalimantan Utara bakal menjadi salah satu calon Pusat Pendidikan dan Latihan Regional Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia. Hal ini mengingat posisinya yang strategis di wilayah perbatasan langsung dengan Malaysia. Daerah perbatasan rawan penyeludupan makanan tidak berizin dan berbahaya.
Oleh
·2 menit baca
TARAKAN, KOMPAS — Kalimantan Utara bakal menjadi salah satu calon Pusat Pendidikan dan Latihan Regional Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia. Hal ini mengingat posisinya yang strategis di wilayah berbatasan langsung Malaysia. Daerah perbatasan rawan penyeludupan makanan tidak berizin dan berbahaya.
”Kami akan mengembangkan pusat regional baik untuk laboratorium pengujian makanan dan obat maupun untuk pendidikan dan latihan. Di wilayah Kalimantan, Provinsi Kalimantan Utara cukup menunjang,” ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito, Kamis (18/7/2019) di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
Itu nantinya akan menjadi pusat laboratorium serta pendidikan dan pelatihan level terbaik terkait obat dan makanan di wilayah Kalimantan. BPOM menargetkan setidaknya di setiap wilayah Indonesia bagian timur, tengah, dan barat memiliki satu pusat kegiatan masing-masing.
Saat meninjau calon lokasi, Penny mengatakan, Kota Tarakan berada di Provinsi Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Kebutuhan pengujian makanan dari negara tetangga perlu ditingkatkan sebab rentan masuknya makanan tidak berizin dan berbahaya ke wilayah Indonesia.
Pusat pengujian serta pendidikan dan pelatihan ini nantinya tidak hanya membina internal BPOM, tetapi juga dari instansi lain, seperti dinas kesehatan. Penny mengatakan, hal ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mengawasi makanan dan obat yang beredar di masyarakat. Sementara pusat pengujian dibutuhkan untuk menunjang pengujian sampel makanan dan teknologi terbaik di setiap regional.
Kaltara berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia, yaitu Negara Bagian Sabah dan Sarawak. Selain perbatasan darat, terdapat pula pulau yang berbatasan dengan Malaysia, yakni Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik. Khusus Pulau Sebatik, wilayah daratnya terbagi dua dengan Malaysia.
Pemerintah Kota Tarakan sudah menyediakan lahan sekitar 2 hektar untuk kebutuhan pusat pengujian serta pendidikan dan latihan regional Kalimantan itu. Wakil Wali Kota Tarakan Effendi Djuprianto mengatakan, lokasi yang bisa digunakan ada di kawasan siap bangun di pusat Kota Tarakan.
Ia mengatakan, makanan yang masuk ke Tarakan banyak yang disuplai dari Malaysia. Dengan adanya pusat pengawasan serta pendidikan dan latihan akan semakin membantu mengawasi makanan dan obat yang dikonsumsi masyarakat di wilayah perbatasan.
”Ini bisa mendukung daya tahan makanan yang dikonsumsi masyarakat semakin baik. Mudah-mudahan ke depan ada pembinaan terhadap masyarakat agar bisa juga mengisi kebutuhan makanan di negara tetangga dengan produk dari Kalimantan,” ujar Effendi.