Dua potensi ikonik yang identik dimiliki Lamongan, Jawa Timur, yakni pecel lele dan batik khas Sendangduwur, Paciran bisa mendunia. Masakan khas Lamongan, pecel lele, yakni penyetan lele goreng dengan ciri khas sambel trasi yang pedasnya nendang selama ini sudah dikenal di sejumlah daerah di Indonesia termasuk Jakarta. Sementara batik sendang dengan motif singo mengkok, merak sendang, bang biru, bang bangan usianya sudah sekitar enam abad.
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·4 menit baca
Dua potensi unggulan yang identik dimiliki Lamongan, Jawa Timur, yakni pecel lele dan batik khas Sendang Duwur, Paciran, bisa mendunia. Masakan khas Lamongan, pecel lele, yakni penyetan lele goreng dengan ciri khas sambal terasi yang pedasnya nendang, selama ini sudah dikenal di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Jakarta. Sementara batik sendang dengan motif singo mengkok, merak sendang, bang biru, bang bangan usianya sudah sekitar enam abad.
Dua potensi itu diangkat lewat acara membatik massal motif sendang sepanjang 72 meter diikuti 72 pembatik dalam rangka memperingati Hari Koperasi ke-72, Rabu (17/7/2019). Acara yang dipusatkan itu di terminal Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Paciran itu juga dirangkai dengan pameran produk usaha kecil menengah dan koperasi serta mengulek atau menggiling sambal massal untuk penyetan pecel lele.
Ada 500 ibu yang menggiling samba dengan satu cobek diisi dua lele panggang atau lele goreng. Total ada 1.000 lele yang dipenyet saat itu.
Lestarikan warisan
Membatik massal itu dimaksudkan untuk mengenalkan motif batik khas Lamongan, yaitu batik Sendang. Instruktur batik, Mustar Shidiq, mengatakan, batik sepanjang itu ditargetkan selesai dalam 72 jam. Hasilnya akan dipamerkan pada puncak peringatan Hari Koperasi di Surabaya, akhir Juli.
Batik tersebut mengambil pola atau motif dari relief yang ada di makam Sunan Sendang Duwur, Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran. Motif bandeng lele yang sudah ada merupakan ikon Lamongan yang memang dikenal luas. Padahal, Lamongan punya motif batik khas. Salah satunya batik Sendang.
”Kami padukan motif yang ada di relief, yakni di antaranya merak sendang dan singo mengkok dengan ikon bandeng lele. Spirit kami ingin mengenalkan batik lawas Lamongan ingin mengembangkan Sendang Duwur sebagai pusat batik dan wisata religi dengan makam para wali di sini (Sunan Drajat dan Sunan Sendang Duwur),” kata Mustar.
Menurut Mustar, ketika demam batik diakui sebagai warisan dunia, hampir semua daerah mengembangkan batik. Tetapi, selama ini ada pemahaman yang keliru terkait motif khas dan motif ikon daerah.
Motif batik khas Lamongan yang teliti di antara ada tujuh, yakni bang biru, bang bangan, bang putih, sidomukti, bang wilis, pohon ayat (tumuruning ayat), singomengkok, dan merak sendang, ”Batik Lamongan dipengaruhi motif sakral mengandung nilai religius. Dulu dipakai dalam momen tertentu sesuai motif, tetapi dalam perkembangannya dikemas menjadi lebih layak pakai untuk sehari hari,” kata Mustar.
Kami padukan motif yang ada di relief, yakni di antaranya merak sendang dan singo mengkok, dengan ikon bandeng lele. Spirit kami ingin mengenalkan batik lawas Lamongan ingin mengembangkan Sendang Duwur sebagai pusat batik dan wisata religi dengan makam para wali di sini (Sunan Drajat dan Sunan Sendang Duwur).
Ia menambahkan, batik Lamongan, yakni Sendang, batik Tuban, dan batik Lasem, Rembang hampir punya kemiripan motif pakem, yakni parang, sidomukti, liris juga kawung. Tetapi, juga dipengaruhi budaya manca. ”Batik Sendang dipengaruhi budaya China dan Belanda, sedangkan batik Lasem dan Tuban didominasi pengaruh budaya China,” katanya.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Lamongan Anang Taufik mengatakan, pilihan acara membatik massal 72 meter disesuaikan dengan Hari Koperasi Ke-72 pada 2019. Ada 72 pembatik asal Desa Sendang yang ikut serta. Ini bagian upaya meningkatkan kualitas batik Lamongan. ”Batik Lamongan harus tampil di mana pun,” ujarnya.
Bupati Lamongan Fadeli menambahkan, batik sepanjang 72 meter itu meneguhkan batik Lamongan dengan motif batik Sendang jadi kebanggaan. Ada nilai sejarah, religius, dan ikonik Lamongan yang dituangkan dalam batik.
Batik Lamongan harus tampil di mana pun.
Juru masak profesional
Di sisi lain, kegiatan mengulek sambal penyetan pecel lele tak kalah meriah. Di sela-sela mengulek diperdengarkan instrumental musik dangdut. Para ibu pun mengulek sambal berjoget.
Bupati dan forum pimpinan daerah mencicipi masakan ibu-ibu. ”Saya hanya mencicipi sambalnya. Saya asli Lamongan, ada keyakinan tak boleh makan lele,” kata Fadeli.
Kegiatan menggiling sambal massal juga dihadiri Chef Profesional Dominiks Mark Hulme. Ia bahkan juga mengulek sambal penyetan lele bersama Mahdumah Fadeli.
Dominiks mengatakan, pecel lele Lamongan berpotensi mendunia. Selama ini mungkin sebagian orang beranggapan ikan lele identik ikan kotor.
”Citra ini harus diganti. Bisa ikan lele diekspor diolah di luar negeri. Atau sebaliknya didatangkan juru masak luar negeri untuk mengajari cara mengolah lebih baik,” ujar Dominiks.