Perubahan cepat yang terjadi di segala aspek kehidupan menuntut pelayanan publik yang mudah dan cepat. Kebahagiaan warga menjadi tolok ukur keberhasilan layanan itu.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Perubahan cepat yang terjadi di segala aspek kehidupan menuntut pelayanan publik yang mudah dan cepat. Pemerintah, dari tingkat pusat hingga daerah, perlu meresponsnya dengan inovasi. Kebahagiaan warga menjadi tolok ukur keberhasilan layanan itu.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) Syafruddin mengatakan, inovasi layanan pemerintah pusat hingga daerah serta kementerian lembaga menunjukkan tren positif. Hal itu diyakininya bakal terus berkembang.
”Mudah-mudahan terus mengalir sehingga bukan lagi kepuasan publik yang jadi tolok ukur, melainkan kebahagiaan publik,” kata Syafruddin di sela-sela penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (18/7/2019) malam.
Syafruddin menjamin kualitas yang ada pada 99 pelayanan publik terbaik 2019. Sebab, itu merupakan hasil penyaringan ketat dari 3.156 inovasi yang masuk ke Sistem Informasi Pelayanan Publik (Sinovik) secara daring. Hanya yang berkualitas yang terpilih.
Dalam penyaringan itu, tim independen bekerja secara profesional. ”Ini sangat kompetitif. Di dalamnya ada kombinasi dari pelayanan publik terkait teknologi informasi serta kearifan lokal. Untuk mencapai kebahagiaan publik, kita tak akan lepas dari itu,” katanya.
Bukan lagi kepuasan publik yang jadi tolok ukur, melainkan kebahagiaan publik. (Syafruddin)
Semarang terpilih sebagai tuan rumah penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019 karena merupakan provinsi dengan penyumbang inovasi terbanyak. Jateng menyumbang 22 inovasi, dengan rincian tiga dari pemprov dan 19 dari kabupaten/kota.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, pihaknya memberi stimulan serta mendorong organisasi perangkat daerah (OPD) untuk berkompetisi. Bahkan, ASN yang sedang mengikuti diklat kepemimpinan (diklat PIM) harus membuat proyek perubahan.
”Itu menjadi modal awal untuk melakukan mengembangkan inovasi serta kreasi-kreasi baru. Ujungnya, akan menjadi pelayanan pemerintahan yang mudah dan cepat serta membuat masyarakat bahagia. Kalau mudah, pasti akan banyak apresiasi,” kata Ganjar.
Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PAN dan RB Diah Natalisa menuturkan, peningkatan tak hanya kuantitas, tetapi juga dari segi kualitas. ”Inovasi-inovasi ini mengubah pola pikir dan menjadi terobosan untuk pelayanan publik yang lebih baik,” katanya.
Selain kepada para inovator, Syafruddin juga menyerahkan penghargaan kepada Tim Evaluator dan Tim Panel Independen (TPI). Kedua tim tersebut memiliki andil besar dalam menilai dan menentukan inovasi terbaik dalam ajang tahunan ini.
Selain itu, 21 inovasi yang menjadi peserta United Nations Public Service Awards (UNPSA) 2019 juga diundang dan diberikan penghargaan dalam acara ini. Termasuk inovasi PetaBencana.id milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menjuarai ajang internasional tersebut.