Secara visual, Candi Borobudur, warisan budaya dunia yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terlihat sebatas susunan batu-batu berelief kelabu. Namun, dalam imajinasi, alam pikiran srtistik para seniman, gambaran candi tersebut, tidak ada yang diungkapkan cukup “sedater” itu.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
Secara visual, Candi Borobudur, warisan budaya dunia yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terlihat sebatas susunan batu-batu berelief kelabu. Namun, dalam imajinasi, alam pikiran srtistik para seniman, gambaran candi tersebut, tidak ada yang diungkapkan cukup “sedater” itu.
Minggu (21/7/2019) pagi, 30 seniman dari Indonesia dan Vietnam, bergabung, bersama-sama melukis di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, dalam acara workshop melukis bertajuk “Borobudur Today 2019- Art for Peaceful World” yang diselenggarakan oleh Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI 15 bersama Balai Konservasi Borobudur. Dari 30 seniman tersebut, delapan orang berasal dari Vietnam dan 22 orang lainnya dari Magelang, serta sejumlah kota di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Maka, tak satupun seniman mengungkapkan Candi Borobudur melulu abu-abu. Sebaliknya, bangunan candi digambarkan begitu cair, melebur dalam berbagai warna-warna terang mulai dari biru, kuning, oranye, hingga merah muda.
Tanto, salah seorang seniman dari Kecamatan Muntilan, justru terlihat mencoba “menyembunyikan” warna kelabu Candi Borobudur, dengan melukis bangunan candi, mungil, di tengah hamparan warna-warna yang merupakan percampuran aneka warna kuning, hijau, biru, ungu dan merah.
Sama seperti kenyataan di lapangan dimana Candi Borobudur terlihat menarik di tengah kerumunan orang dengan berbagai warna baju, berbagai suku, yang datang beramai-ramai mengunjunginya
Tanto mengaku tidak memiliki maksud tertentu dalam menggabungkan semua warna tersebut. Dia hanya ingin menggambarkan bahwa di atas kanvas, bangunan candi tetap terlihat indah dengan paduan warna apa pun di sekitarnya.
“Sama seperti kenyataan di lapangan dimana Candi Borobudur terlihat menarik di tengah kerumunan orang dengan berbagai warna baju, berbagai suku, yang datang beramai-ramai mengunjunginya,” ujarnya.
Umar Chusaeni, ketua KSBI 15, menggambarkan bangunan Candi Borobudur dengan warna merah muda. Warna ini digunakan untuk menggambarkan Candi Borobudur, dari sisi lain yang relatif jarang diketahui banyak orang- di mana sebenernya candi ini juga menjadi simbol dari kasih sayang.
“Banyak relief Candi Borobudur menceritakan, mengajarkan tentang cinta kasih. Tidak hanya kepada sesama manusia, melainkan juga mengajarkan cinta kasih untuk semua makhluk hidup,” ujarnya.
Wawan Geni, salah seorang seniman dari Kecamatan Borobudur, tidak ikut terbawa arus, mengikuti kabanyakan rekan seniman lainnya, yang melukis dengan menggunakan cat akrilik dan minyak. Dia menggambar dengan menyulut kanvas menggunakan obat nyamuk bakar.
Berbeda pula dengan kebanyakan seniman yang menggambarkan bangunan candi, Wawan menggambarkan salah satu bagian relief, yaitu relief Kinara Kinari, sosok dalam mitologi Hindu Buddha yang pandai dalam hal kesenian. Dia terinpirasi menggambarnya karena seniman lain telah berhasil menuangkan relief tersebut dalam keindahan tarian.
Kebanyakan seniman yang berasal dari dalam negeri tidak membutuhkan waktu lama untuk langsung menuangkan ide di atas kanvas. Sebagian diantaranya bahkan sudah selesai melukis dalam jangka waktu kurang dari tiga jam. Namun, sebagian peserta yang berasal dari Vietnam, harus terlebih dahulu berjalan, mengelilingi candi sekitar satu jam, demi mendapatkan inspirasi.
Banyak relief Candi Borobudur menceritakan, mengajarkan tentang cinta kasih. Tidak hanya kepada sesama manusia, melainkan juga mengajarkan cinta kasih untuk semua makhluk hidup
Nguyen Ngoc Dan, salah satu seniman dari Vietnam, mengatakan, dia sebenarnya sudah delapan kali mengunjungi Candi Borobudur dan sudah beberapa kali berkolaborasi membuar karya bersama seniman-seniman di Borobudur.
Kendati demikian, dia mengaku tidak pernah bosan karena Candi Borobudur, dengan beragam cerita di dalamnya, tidak pernah berhenti memberikan inspirasi. Dia pun juga senang datang berkunjung karena candi ini memberikan kedamaian secara spritiual.
“Datang ke Candi Borobudur selalu membuat saya merasakan ketenangan seperti bermeditasi,” ujarnya.
Pesan damai
Workshop melukis bersama ini, menurut Umar, sengaja dilakukan untuk mengingatkan kembali bahwa Candi Borobudur, dibuat oleh masyarakat, saat situasi damai. Kedamaian itulah yang pada akhirnya melahirkan sebuah karya seni benilai tinggi, karya seni yang kini ditetapkan sebagai warisan budaya dunia.
Pesan tentang pentingnya kedamaian tersebut, menurut dia, diharapkan mampu ditangkap oleh seluruh masyarakat, sehingga banyak orang nantinya juga terus terpacu untuk menciptakan situasi damai di seluruh muka bumi.
“Dari Borobudur, kami ingin menyampaikan pesan damai untuk seluruh dunia,” ujarnya.
Seluruh lukisan dari 30 seniman tersebut, nantinya akan ditampilkan dalam pameran Borobudur Today 2019 Vietnam-Indonesia, Art for Peaceful World Art Exhibition” di Limanjawi Art House di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, 23 Juli hingga 20 Agustus mendatang.
Datang ke Candi Borobudur selalu membuat saya merasakan ketenangan seperti bermeditasi
Kepala Seksi Konservasi Balai Konservasi Borobudur Yudi Suhartono mengatakan, selain memberikan pesan damain, kegiatan melukis bersama ini juga sekaligus menjadi upaya Balai Konservasi Borobudur untuk semakin mendekatkan candi dengan masyarakat.
Keindahan Candi Borobudur bisa dituangkan dalam apa saja.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Candi Borobudur bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja, dalam bidang apa pun itu. Borobudur adalah inspirasi bagi semuanya,” ujarnya.
Selain lukisan, Balai Konservasi Borobudur dan UNESCO juga telah bersama-sama membantu mendampingi sebagian masyarakat di Kecamatan Borobudur untuk menuangkan keindahan candi dalam motif batik.
Ke depan, Yudi mengatakan, pihaknya bersama tim juga akan mencari, menuangkan gambar relief dalam ragam kuliner.
Kami ingin menunjukkan bahwa Candi Borobudur bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja, dalam bidang apa pun itu. Borobudur adalah inspirasi bagi semuanya
Upaya untuk mengangkat dan menuangkan segala sesuatu tentang Borobudur dalam bentuk lain tersebut, diharapkan juga dapat semakin mendekatkan relasi masyarakat dengan candi. Hubungan yang semakin dekat, menurut Yudi, nantinya diharapkan juga berbuah manis, mendorong masyarakat untuk semakin mencintai Candi Borobudur dan bersama-sama melestarikannya.