Satu anggota TNI Angkatan Darat yakni Prajurit Dua Usman Hambelo gugur dalam kontak senjata dengan kelompok separatis bersenjata di Kampung Yuguru, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (20/7/2019). Usman terkena tembakan di pinggang bagian kanan.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Satu anggota TNI Angkatan Darat yakni Prajurit Dua Usman Hambelo gugur dalam kontak senjata dengan kelompok separatis bersenjata di Kampung Yuguru, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (20/7/2019). Usman terkena tembakan di pinggang bagian kanan.
Adapun data dari Bidang Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih, Usman bersama 28 rekannya diserang kelompok Egianus Kogoya saat sedang beristirahat di satu tempat para pekerja jalan Trans Papua pada pukul 12.45 WIT.
Kelompok Egianus melepaskan tembakan dari atas sebuah bukit dengan tinggi sekitar 200 meter. Mereka berjarak sekitar 300 meter dari anggota TNI. Kontak senjata antara TNI dan kelompok Egianus terhenti pukul 13.40 WIT.
Adapun korban berasal dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri 755/ Yalet yang bertugas untuk mengamankan pembangunan jembatan jalan Trans Papua yang menghubungkan Wamena, Kabupaten Jayawijaya ke Mamugu di Kabupaten Asmat.
"Usman menghembuskan nafas terakhir pada pukul 14.10 WIT. Ia gugur sebagai pahlawan yang berjasa untuk mengamankan pembangunan infrastruktur di pedalaman Papua berjalan lancar," kata Aidi.
Ia menuturkan, helikopter belum dapat mengevakuasi jenazah Usman di Kampung Yuguru karena kondisi cuaca buruk di Nduga.
Usman menghembuskan nafas terakhir pada pukul 14.10 WIT. Ia gugur sebagai pahlawan yang berjasa untuk mengamankan pembangunan infrastruktur di pedalaman Papua berjalan lancar
"Helikopter tak dapat memasuki Yuguru hingga Sabtu malam. Tim kami akan mengevakuasi jenazah korban pada Minggu (21/7/2019) ini," tutur Aidi.
Membangun 30 jembatan
Diketahui sejak Mei 2019, sebanyak 600 personil TNI Angkatan Darat diterjunkan untuk membangun 30 jembatan di jalur jalan Trans Papua yang menghubungkan Wamena ke Mamugu.
Sebelumnya proses pembangunan jembatan terhenti selama lima bulan. Hal ini karena aksi penembakan 28 pekerja PR Istaka Karya pada 2 Desember 2018 di Bukit Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Sebanyak 17 orang meninggal, 7 orang selamat dan 4 orang belum ditemukan tim gabungan TNI dan Polri hingga saat ini.
Dari catatan Kompas, kelompok kriminal separatis bersenjata telah terlibat dalam 37 kasus penembakan pada tahun 2018 hingga Juli 2019. Akibatnya, korban meninggal dunia sebanyak 23 warga sipil dan 15 aparat keamanan dari pihak TNI serta Polri. Sementara korban luka dari warga sipil sebanyak 7 orang dan aparat keamanan sebanyak 14 orang.
Juru Bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM) Sebby Sambon menyatakan pihaknya akan terus menyerang pihak TNI yang berada di Nduga agar menghentikan pembangunan Trans Papua.
"Kami membutuhkan referendum untuk Papua, bukan pembangunan jalan. OPM akan terus berjuang dengan perang melawan TNI dan Polri" tegas Sebby.