logo Kompas.id
NusantaraTak Lagi Dihayati, Budaya...
Iklan

Tak Lagi Dihayati, Budaya Batak Terancam

Kebudayaan Batak terancam punah karena tidak lagi dihidupi dan dihayati komunitas masyarakatnya. Sejumlah produk budaya seperti ulos, musik tradisional, seni, dan adat-istiadat lain semakin ditinggalkan. Bahkan, penutur bahasa Batak pun kian langka.

Oleh
NIKSON SINAGA
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/KQmVtWdueyAiXE29PAMuRJPqC_c=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FIMG_1331_1563711805.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Perkampungan Batak tampak di Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Rabu (17/7/2019). Modernitas membuat kebudayaan Batak kian lama kian tergerus. Penutur bahasa Batak pun semakin sedikit di perkampungan Batak.

MEDAN, KOMPAS — Kebudayaan Batak terancam punah karena tidak lagi dihidupi dan dihayati komunitas masyarakatnya. Sejumlah produk budaya seperti ulos, musik tradisional, seni, dan adat istiadat lain semakin ditinggalkan. Bahkan, penutur bahasa Batak pun kian langka.

”Penutur bahasa Batak sudah semakin sedikit, bahkan di perkampungan Batak di kawasan Danau Toba. Berangkat dari kegelisahan ini, kami membentuk Yayasan Pelestari Kebudayaan Batak (YPKB),” kata Ketua Umum YPKB Albiner Siagian dalam acara pengukuhan pengurus YPKB di Museum Negeri Sumatera Utara, Medan, Minggu (21/7/2019).

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000