Seekor anoa ditemukan terjerat jebakan tali warga hingga mengalami luka pada kaki di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sultra melakukan tindakan dan segera memberikan pengobatan agar anoa sehat kembali.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·2 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Seekor anoa ditemukan terjerat jebakan tali warga hingga mengalami luka pada kaki di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sultra melakukan tindakan dan segera memberikan pengobatan agar anoa sehat kembali.
Hewan endemik Sulawesi yang terus terancam ini ditemukan terjerat tali jebakan warga di Desa Bangun Jaya, Lainea, Konawe Selatan, Minggu (21/7/2019). Hewan dengan nama Latin Bubalus ini lalu diserahkan ke tim polisi hutan dari BKSDA Sultra.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sultra Laode Kaida menuturkan, anoa jenis kelamin betina ini ditemukan oleh seorang warga bernama Abdul Johan (49). Anoa ini terjerat di jebakan tali milik warga tersebut yang digunakan untuk menjerat hewan liar.
”Informasinya jebakan itu untuk sapi liar dan babi. Setelah ditemukan, anoa itu diserahkan ke tim pada Minggu sore. Kemarin langsung dibawa ke BKSDA dan hari ini diobati,” ucap Kaida, Selasa (23/7/2019).
Anoa ini terlihat mengalami luka pada kaki kiri bagian depan. Kulit luar terkelupas dan sebuah kuku kaki juga ikut terlepas. Hewan ini terus menjilat luka seakan ingin mengobati.
Menurut Kaida, anoa ini adalah jenis hewan dataran tinggi, dengan umur di bawah satu tahun. Diduga, hewan yang dalam status endemik satu atau kritis ini, mencari air payau hingga di daerah hilir. Saat turun, ia terjerat jebakan warga di luar wilayah konservasi.
”Kami hari ini melakukan pengobatan agar segera sembuh kembali. Nanti akan dilepasliarkan kembali,” kata Kadia.
Tim kesehatan lalu memberikan pengobatan pada kaki anoa ini. Setelah dibersihkan, hewan ini lalu diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Informasinya jebakan itu untuk sapi liar dan babi. Setelah ditemukan, anoa itu diserahkan ke tim pada Minggu sore. Kemarin langsung dibawa ke BKSDA dan hari ini diobati.
Dokter hewan yang menjadi mitra BKSDA, Putu Narakusuma, menyampaikan, kondisi anoa ini luka ringan pada kaki, dengan kondisi kuku yang hampir terlepas. Luka ini ditengarai akibat tergesek tali saat anoa berusaha melepaskan diri selama beberapa hari.
”Kami berikan antibiotik untuk mencegah bakteri. Perawatan luka hingga benar-benar sembuh itu sekitar dua minggu. Apalagi melihat postur dan tanduk yang kecil, ini masih kategori remaja, di bawah satu tahun,” terang Putu.
Putu menjelaskan, kejadian ini sekaligus menunjukkan terancamnya kondisi anoa akibat berbagai hal. Padahal, reproduksi anoa sangat lambat, hanya satu anak dalam satu atau dua tahun.
Kami berikan antibiotik untuk mencegah bakteri. Perawatan luka hingga benar-benar sembuh itu sekitar dua minggu. Apalagi melihat postur dan tanduk yang kecil, ini masih kategori remaja, di bawah satu tahun.
Anoa merupakan hewan endemik di Sulawesi, dengan populasi terbesar di Sulawesi Tenggara. Meski hewan mamalia ini merupakan hewan yang dilindungi, perburuan hewan ini terus terjadi.