Pemerintah Provinsi Jawa Barat optimistis dapat mencapai target program inseminasi buatan atau kawin suntik terhadap 130.000 ekor sapi pada 2019. Hingga enam bulan pertama, inseminasi buatan sudah dilakukan terhadap lebih dari 65.000 ekor sapi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Jawa Barat optimistis dapat mencapai target program inseminasi buatan atau kawin suntik terhadap 130.000 ekor sapi pada 2019. Hingga enam bulan pertama, inseminasi buatan sudah dilakukan terhadap lebih dari 65.000 ekor sapi.
“Target inseminasi buatan (untuk enam bulan pertama) di Jabar sudah mencapai lebih dari 100 persen. Daerah lain masih ada yang 30 persen,” kata Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum saat menghadiri Kontes Ternak Jabar di GOR Singalodra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (24/7/2019).
Turut hadir Bupati Indramayu Supendi, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian Sugiono, dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar Koesmayadi Tatang. Kontes ternak itu juga memberikan hadiah kepada peternak sapi, kambing, domba, ayam, dan itik yang terbaik.
Menurut Uu, meskipun target inseminasi buatan hingga bulan Juni sudah tercapai, pihaknya meminta dinas terkait dan para peternak tidak lengah. Apalagi, sembilan bulan ke depan sapi yang mendapatkan inseminasi buatan akan melahirkan.
Kemungkinan keberhasilan inseminasi buatan adalah sekitar 70 persen. Dengan begitu, melalui target inseminasi buatan terhadap 130.000 ekor sapi, diharapkan sekitar 91.000 ekor akan bunting. Dari jumlah sapi yang bunting itu, kemungkinan keberhasilannya juga 70 persen, sehingga diperkirakan lahir 63.700 bibit sapi baru.
Sugiono mengapresiasi capaian inseminasi buatan di Jabar yang telah melebihi target. Menurut dia, Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting atau Upsus Siwab sejak tahun 2017 sampai 2019 telah mencapai lebih dari 10 juta ekor sapi. “Dari jumlah itu, yang bunting sudah 4.981.000 ekor dan lahir 3,6 juta ekor,” ucapnya.
Namun, meskipun menggenjot inseminasi buatan, Jabar belum mampu memenuhi kebutuhan daging sapi di provinsi berpenduduk 49 juta jiwa itu. Menurut Koesmayadi, Jabar baru mampu memenuhi 45 persen kebutuhan daging sapi tahun ini yang mencapai 193.225 ton atau setara 1.017.138 ekor sapi.
Selebihnya didatangkan dari daerah lain, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, hingga Sulawesi. Jabar juga masih bergantung dengan impor daging sapi dari negara lain, seperti Australia dan Selandia Baru.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Indramayu Joko Pramono mengatakan, program inseminasi buatan terkendala minimnya inseminator. Dari 31 kecamatan di Indramayu, saat ini hanya ada 8 petugas inseminator.
“Padahal, idealnya, satu kecamatan satu petugas inseminator. Akhirnya, inseminasi tidak berjalan lancar. Apalagi, masa birahi sapi hanya 14 jam,” ujarnya.