Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, terbakar, Kamis (25/7/2019) siang. Beberapa daerah di Sulawesi Tenggara juga mulai terbakar di musim kemarau ini.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·2 menit baca
KENDARI, KOMPAS - Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, terbakar, Kamis (25/7/2019) siang. Beberapa daerah di Sulawesi Tenggara juga mulai terbakar di musim kemarau ini.
Hingga Kamis petang, pemadaman masih terus dilakukan oleh tim dari Manggala Agni Sulawesi Tenggara di lokasi kebakaran. Kebakaran tepatnya terjadi di Desa Lantari , Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana.
“Sampai sore ini kami masih berusaha memadamkan api yang terbakar. Lokasinya di daerah Lantari Jaya, dalam kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai,” kata Yanuar Fanca Kesuma, Kepala Kantor Operasi Daerah Manggala Agni Sulawesi Tenggara, dihubungi dari Kendari, Kamis petang.
Menurut Fanca, daerah yang terbakar adalah semak dan padang savana. Sumber api dan luas lahan yang terbakar belum diketahui. Pihaknya masih berusaha menghentikan laju api agar kebakaran tidak semakin meluas.
Kebakaran lain
Selain di kawasan taman nasional itu kebakaran juga terjadi di di Desa Tetewatu, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe, Kamis menjelang siang. Lahan masyarakat seluas satu hektar terbakar habis.
Menurut Fanca, kebakaran tersebut terjadi pada pukul 11.00 dan berhasil dipadamkan dua jam setelahnya. Laporan yang cepat ditindaklanjuti membuat kebakaran bisa diatasi dan tidak cepat meluar.
“Di belakang lahan warga itu adalah hutan primer, dan kawasan taman nasional. Kami berharap agar semua pihak berhati-hati agar tidak terjadi kebakaran yang merugikan banyak orang,” ucap Fanca.
Selain dua kebakaran ini, tambahnya, sebuah kebakaran lahan juga terjadi pada Rabu siang kemarin di wilayah Konawe Selatan. Kebakaran sering terjadi karena adanya pembukaan lahan baru yang tidak dilakukan dengan baik.
Berdasarkan data Daerah Operasi Manggala Agni Sultra, pada 2018 terjadi 71 kasus kebakaran lahan dan hutan di wilayah Bumi Anoa ini. Total luas Lahan yang terbakar adalah 1.600 hektar. Luas lahan yang terbakar ini tidak jauh beda dengan tahun 2017 yang juga sekitar 1.600 hektar.
Saharuddin, Direktur Eksekutif Walhi Sultta mengingatkan, memasuki musim kemarau ini kewaspadaan akan kebakaran hutan dan lahan perlu ditingkatkan. Sebab, kejadian ini sudah berlangsung setiap tahun, dengan penyebab yang hampir sama.
"Ini sudah memasuki musim kemarau yang panjang. Ini sudah seperti siklus. Kemarin banjir hebat, kali ini kebakaran hutan. Kondisi lingkungan kita memang kritis," ucapnya.
Awal Juni lalu banjir hebat melanda lima kabupaten di Sultra menghanyutkan ratusan rumah, dan membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal.