Cuaca Makkah Relatif Berdebu, Jemaah Haji Gunakan Masker
uaca di Makkah, Arab Saudi, cukup panas hari Minggu (28/7/2019) yang mencapai 43 derajat Celcius - 45 derajat Celcius. Malah dua hari sebelumnya sempat terjadi hembusan angin kencang dan debu yang beterbangan di langit Kota Makkah. Kini para Jemaah menggunakan masker bila hendak melaksanakan solat dan ibadah sunat lainnya di Masjidil Haram, Makkah.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Cuaca di Makkah, Arab Saudi, cukup panas hari Minggu (28/7/2019) yang mencapai 43 derajat Celcius - 45 derajat Celcius. Malah dua hari sebelumnya sempat terjadi hembusan angin kencang diserati debu di langit Kota Makkah. Kini jemaah wajib menggunakan masker bila hendak melaksanakan solat dan ibadah sunat lainnya di Masjidil Haram, Makkah.
“Debunya tidak tebal, terkadang dari jam 09.00 pagi menjelang waktu solat Asar hingga malam hari berhenti. Kemarin hari Jumat (26/7/2019), kami berangkat Jumatan sempat angin dan berdebu sampai pulang,” kata Kepala Bidang Haji dan Umroh, Kanwil Kemenag NTB, Ali Fikri yang dihubungi dari Mataram, Minggu (28/7/2019) sore.
“Itu hari Jumat debu menyerupai kabut,” tutur Bahrudin, jemaah haji asal Desa Sandik, Lombok Barat. Cuaca panas di Makkah sudah diinformasikan sejak awal, sehingga para jemaah mengantisipasinya dengan membawa, masker dan banyak minum air dan payung. Dua hari terakhir ini ada angin, cuacanya relatif berdebu, meski debunya tipis.
Warga Makkah menganggapnya fenomena biasa. Tetapi biar debunya tipis, kami tetap pakai masker ke Masjidil Haram atau keluar maktab,” ujar Bahrudin yang pondoknya di wilayah Aziziyah, Makkah.
Debunya tidak tebal, terkadang dari jam 09.00 pagi menjelang waktu solat Asar hingga malam hari berhenti. Kemarin hari Jumat (26/7/2019), kami berangkat Jumatan sempat angin dan berdebu sampai pulang
Menurut Ali Fikri, berbeda dengan debu di Indonesia, debu di Makkah menyengat sampai hidung. Jika kejadian serupa terulang lagi, jemaah dianjurkan tidak melakukan solat ke Masjidil Haram, melainkan cukup solat di masjid terdekat dengan lokasi pemondokan (maktab). Sementara malam hari di Makkah kelembaban mencapai 28 derajat celcius-29 derajat Celcius.
Sedang dirawat
Saat ini hampir seluruh Jemaah asal NTB berada di Makkah, meski masih ada seorang Jemaah yang tengah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKIH) di Madinah. “Kami dijanjikan laporan kondisi kesehatan seorang jemaah itu besok (Senin),” ujar Ali Fikri.
Kepala Seksi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kanwil Kemenag NTB, Sri Latifa Muslim, total Jemaah haji asal NTB yang diterbangkan melalui embarkasi Lombok Bandara Internasional dengan 11 kelompok terbang sebanyak 4.947 berasal dari 10 kabupaten-kota di NTB. Para Jemaah diberangkatkan 7 Juli – 20 Juli 2019 menuju Madinah Arab Saudi.
Dari total Jemaah itu, kondisi hingga Jumat (26/7/2019) ada 11 orang yang tengah dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) dan KKIH Madinah dan Makkah. Penyakit jemaah antara lain jantung, ada cairan dan udara dalam paru serta diabetes. Dua Jemaah lain meninggal karena menderita penyakit jantung (kardio vaskuler).
Keduanya adalah Rabiun Bin Daliman asal Lombok Timur (kelompok terbang LOP 6), meninggal di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) Al Anshor, Madinah, pukul 04.45 wib (10.45 was) pada Kamis (18/7/2019). Kemudian Sirojudin Bin Hasan, asal Lombok Tengah (LOP 2), meninggal di RSAS King Faisal, Makkah, pukul 11.00 wib (07.00 was).