Sebanyak 1.778 dari 1.859 desa di wilayah Provinsi Riau sudah terang benderang dialiri listrik. Pada paruh kedua tahun 2019, PT PLN selaku penyedia listrik nasional bertekad mengaliri listrik di sisa 81 desa terakhir.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Sebanyak 1.778 dari 1.859 desa di wilayah Provinsi Riau sudah terang benderang dialiri listrik. Pada paruh kedua tahun 2019, PT PLN selaku penyedia listrik nasional bertekad mengaliri listrik di sisa 81 desa terakhir.
”Mudah-mudahan target 100 persen desa di Riau teraliri listrik pada akhir tahun ini dapat diwujudkan,” ujar Direktur Regional Sumatera PT PLN Wiluyo Kusdwiharto dalam sambutan peresmian operasi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Koto Gasib, Siak, Riau, sebesar 1 x 25 MW, sebagaimana rilis yang diterima Kompas pada Rabu (31/7/2019).
Peresmian pembangkit tenaga gas tersebut dilakukan Gubernur Riau Syamsuar. Pada saat yang sama, diresmikan juga pembangunan gardu induk dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) untuk wilayah Kawasan Industri Dumai dan Garuda Induk New Garuda Sakti sebesar 1 x 30 megavolt-ampere (MVA).
”Dengan semangat dan kerja keras teman-teman PLN serta dukungan dari kita semua, saya optimistis semua desa berlistrik di Riau akan rampung pada tahun ini,” ucap Syamsuar.
Menurut Wiluyo, kelistrikan Riau dalam beberapa tahun terakhir berkembang cukup pesat. Salah satu indikator ialah perkembangan permintaan daya listrik pada semester I-2019 yang mengalami kenaikan sebesar 145 gigawatt-jam (GWh) atau tumbuh 6,8 persen dibandingkan dengan tahun 2018.
Untuk wilayah Sumatera, lanjut Wiluyo, PLN juga mencatat peningkatan signifikan. Pertumbuhan se-Sumatera pada 2019 mencapai 8,47 persen atau sebesar 37.545 GWh. Di sisi lain, PLN mampu mengefisiensikan kehilangan daya (susut) dari proses distribusi sebesar 11,65 persen dari jaringan dan 2,99 persen dari transmisi.
Pertumbuhan se-Sumatera pada 2019 mencapai 8,47 persen atau sebesar 37.545 GWh.
Pembangkit baru di Koto Gasib, ujar Wiluyo, diharapkan mampu mengefisiensikan biaya pokok produksi kelistrikan di kota Siak yang semula dipasok dari pembangkit listrik tenaga diesel yang berbiaya mahal. Dengan tersedianya pembangkit berbahan gas tersebut, PLN berharap dapat menghemat penggunaan bahan bakar sebesar Rp 25 miliar per tahun.
General Manager PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau M Irwansyah Putra menambahkan, penambahan daya sebesar 25 MW dari PLTMG Koto Gasib ditujukan untuk memacu pertumbuhan kota Siak sebagai wilayah utama pariwisata Riau dan beberapa sektor industri yang sedang berkembang.
Adapun pembangunan gardu induk dan SUTT di Kawasan Industri Dumai sebesar 30 MVA dikhususkan untuk mendorong pertumbuhan industri Riau. Dumai merupakan salah satu pusat perekonomian Riau yang menjadi pelabuhan ekspor, terutama produk CPO ke luar negeri.
”Adapun pembangunan Gardu Induk Garuda Sakti 60 MVA akan memberikan tambahan pasokan listrik untuk Kota Pekanbaru yang semakin berkembang. Nantinya, pasokan listrik ke Pekanbaru akan semakin terjaga. Kami berkomitmen untuk mengantisipasi pasokan listrik dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan di Riau,” tutur Irwansyah.
Untuk menambah pasokan listrik Riau dan Kepulauan Riau, kata Irwansyah, pihaknya baru saja menjalin kolaborasi dengan menandatangani kesepakatan membangun pembangkit energi baru terbarukan bersama empat pengembang swasta dengan total kapasitas 18,4 MW. Energi baru terbarukan itu berasal dari sumber biomassa dan sinar matahari.
”Lokasi pembangunan berada di Dabo Singkep, Pulau Kundur, Natuna, dan di Siak,” ujar Irwansyah.