Anak-Anak Usia Dini di Kupang Disiapkan Hadapi Era 4.0
Organisasi internasional yang fokus menangani persoalan anak, UNICEF, bersama Pemkab Kupang menyiapkan 7.000 anak untuk menghadapi era industri 4.0.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·5 menit baca
KUPANG, KOMPAS- Organisasi internasional yang fokus menangani persoalan anak, UNICEF, bersama Pemkab Kupang menyiapkan 7.000 anak untuk menghadapi era industri 4.0.
Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah NTT dan NTB Yudistira Yewangoe pada seminar Bunda PAUD se-Kabupaten Kupang di Kupang, Kamis (2/8/2019) mengatakan, saat ini pendidikan anak usia dini yang yang menyeluruh dan integratif wajib diberikan dan diikuti semua anak usia ini, 2-5 tahun. Generasi ini menentukan pembangunan di Kabupaten Kupang khususnya, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada umumnya.
“Dengan bantuan dana dari Selandia Baru, UNICEF, dan dukungan dari Pemkab Kupang tahun ini direalisasikan pendidikan anak usia dini di Kabupaten Kupang sebanyak 7.000 orang, " katanya.
Sebanyak 7.000 anak itu tersebar di 120 PAUD di 124 desa serta 24 kecamatan. Mereka dilatih, didampingi, dan diarahkan secara menyeluruh dan integratif oleh 24 mentor.
"Jika 7.000 anak ini disiapkan sesuai sasaran pendidikan usia dini, mustahil mereka bakal menjadi orang-orang paling terdepan membangun daerah ini,”kata Yudistira.
Ia mengatakan, dalam diskusi Indonesia Development Forum 22-23 Juli 2019 di Jakarta, antara lain menyoroti kesiapan generasi muda menghadapi pembangunan 20-30 tahun ke depan. Apa yang dilakukan UNICEF dan Pemkab Kupang dengan dukungan dana dari Selandia Baru merupakan persiapan sumber daya manusia NTT menghadapi era revolusi industri 4.0, bahkan revolusi industry 5.0.
Saat ini Indonesia sedang berada pada masa peralihan revolusi industri 3.0, yakni masa digitalisasi dan komputerisasi ke revolusi industri 4.0. Kreativitas dan inovasi menjadi andalan. Pada era ini otomatisasi sistem produksi dengan memanfaatkan teknologi dan big data sangat diutamakan. Di pabrik-pabrik mulai digunakan teknologi baru seperti IoT (internet of things).
PAUD yang holistik dan integratif sangat penting. Menurut para ahli kejiwaan dan inteligensia, 80 persen perkembangan otak manusia 80 persen saat berusia 0-5 tahun. Sedangkan 20 persen pada masa pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Itu berarti PAUD sangat penting dan mendesak diberikan dari sekarang.
Dalam revolusi industri 4.0 ini hal mutlak yang dibutuhkan adalah ilmu pengetahunan, teknologi, dan manajemen. Pada era ini yang dibutuhkan adalah manusia-manusia kreatif dan inovatif untuk membangun, memperbaiki diri, dan mengubah masyarakat.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kupang Obed Laha mengatakan, semua kepala desa dan camat harus memastikan semua anak usai dini di Kabupaten Kupang mendapat kesempatan mengikuti layanan PAUD menyeluruh dan terintegrasi ini. Jika ada anak yang tercecer, tidak mengikuti PAUD, akan menjadi masalah bagi pengembangan sumber daya manusia di Kabupaten Kupang pada masa yang akan datang.
“Mereka ini menjadi penentu pembangunan di Kabupaten Kupang 30-40 tahun yang akan datang. Jangan sampai daerah ini tetap menyandang status sebagai termiskin dan terbelakang, selalu dirundung masalah kemanusiaan seperti gizi buruk, rawan pangan, lemah sumber daya manusia, dan masalah perdagangan manusia atau TKI illegal. Apa yang kita alami hari ini, jangan lagi kita wariskan kepada generasi yang akan datang,”kata Laha.
Ia mendesak 124 kepala desa yang hadir untuk mengalokasikan dana untuk pengembangan PAUD di desa-desa, selain pengembangan ekonomi rakyat, infrastruktur, dan air bersih. Selain membayar honor tenaga mentor dan guru PAUD, dana desa juga dimanfaatkan untuk membiayai seorang tenaga bidan, perawat, satu petugas sanitasi desa, dan satu guru Bahasa inggris.
Program PAUD bisa sukses kalau melibatkan semua pihak. Masa depan pembangunan Kabupaten Kupang ada pada semua komponen masyarakat, tidak hanya Pemda, LSM, lembaga agama, dan aparat keamanan.
SDM Rendah
Selama ini NTT dikepung persoalan rendahnya SDM. Persoalan itu mulai mendapatkan perhatian. Alokasi dana untuk desa yang terus meningkat diharapkan bisa membantu menuntaskan persoalan itu.
Tahun ini setiap desa mendapat alokasi dana Rp 1 miliar – Rp 1,4 miliar. Itu berarti desa memiliki dana yang cukup untuk melakukan berbagai program kerja di desa.
“Saat ini banyak aparat desa bingung, bagaimana mengelola dana tersebut. Persoalan ada pada sumber daya manusia. Semua masalah selalu kembali pada sumber daya manusia. Jangan masalah SDM ini terus berkelanjutan sampai 20-50 tahun ke depan di NTT. Kita harus pangkas dari sekarang dengan menciptakan generasi muda yang handal melalui pendidikan PAUD yang holistic dan terintegrasi,”kata Laha.
Ke depan, dipertimbangkan supaya kepala desa harus lulusan minimal diploma tiga, itu pun melalui proses tes dan seleksi oleh tim khusus, setelah itu mereka mengikuti pemilihan oleh masyarakat. Saat ini banyak orang ramai-ramai ikut paket C sekedar mendapat ijasah SMA agar bisa mengikuti pemilihan kepala desa. Padahal, setelah terpilih mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Direktur Yayasan Alfa Omega Pdt David Fina mengatakan, jika rata-rata satu desa megelola dana Rp 1 miliar maka tahun ini ada Rp 124 miliar dana tersebar di 124 desa di Kabupaten Kupang. Dengan dana ini, semestinya tidak ada lagi persoalan dalam pengembangan PAUD.
Fina mendukung Pemkab Kupang dalam menghadirkan tenaga guru Bahasa Inggris hadir di setiap sekolah dasar di Kabupaten Kupang. Memasuki era industri 4.0, bahasa inggris menjadi kunci memasuki dunia digitalisasi dan computer.
“Jika di bangku SD mereka sudah menghapal 500 – 1.000 kosa kata Bahasa Inggris, ditambah pengetahuan tata bahasa yang baik, anak-anak ini tidak kesulitan menatap masa depan mereka. Memahami bahasa, memahami dunia pengetahuan dan informasi,”kata Fina.
Baca juga Kabupaten Kupang Jadi Contoh Pengelolaan PAUD NTT