Pascagempa, Warga di Pesisir Teluk Lampung Kembali Beraktivitas
Warga pesisir Teluk Lampung yang mengungsi ke kantor Pemerintah Provinsi Lampung saat gempa bumi pada Jumat (2/8/2019) sudah kembali ke rumahnya. Para nelayan tetap melaut seperti biasa. Aktivitas perdagangan ikan juga berjalan normal.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Warga pesisir Teluk Lampung yang mengungsi ke kantor Pemerintah Provinsi Lampung saat gempa bumi pada Jumat (2/8/2019) sudah kembali ke rumahnya. Para nelayan tetap melaut seperti biasa. Aktivitas perdagangan ikan juga berjalan normal.
Sebelumnya, gempa bumi bermagnitudo 6,9 yang terjadi 164 kilometer di barat daya Pandeglang, Banten, menyebabkan ratusan warga mengungsi ke kantor Pemprov Lampung. Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Wakil Gubernur Lampung Chusnunia, dan Wali Kota Bandar Lampung Herman HN datang untuk melihat kondisi warga yang mengungsi.
Gempa terasa antara lain di daerah Bandar Lampung, Lampung Selatan, Tanggamus, Pesisir Barat, Lampung Barat, dan Way Kanan dengan intensitas I-III MMI. Tidak ada laporan kerusakan bangunan ataupun korban jiwa.
Berdasarkan pantauan Kompas, Sabtu, 3 Agustus, di Pasar Ikan Gudang Lelang, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumiwaras, Bandar Lampung, aktivitas perdagangan ikan cukup ramai. Sejumlah nelayan tetap melaut seperti biasa. Nelayan yang pulang melaut juga langsung menjual ikan di pasar lelang tersebut.
Rosyad (45), salah seorang nelayan, menuturkan, sejumlah nelayan tetap melaut karena Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan informasi bahwa peringatan dini sudah berakhir pada Jumat malam. Meski begitu, nelayan tetap waspada dan memantau informasi dari BMKG.
Menurut dia, wilayah tangkapan ikan nelayan Lampung berada di perairan Selat Sunda bagian selatan hingga perairan barat Lampung. Nelayan biasanya mencari ikan selama 3-7 hari.
”Semalam saya mengungsi bersama istri dan anak karena khawatir. Namun, sekarang sudah bekerja seperti biasa,” kata Rosyad yang sedang bersiap melaut. Menurut rencana, dia berangkat bersama 13 anak buah kapal lainnya untuk mencari ikan di sekitar perairan Gunung Anak Krakatau.
Nasrudin (50), nelayan lainnya, menyebutkan, kondisi gelombang laut di perairan Lampung cukup tinggi. Di perairan barat Lampung, tinggi gelombang mencapai 3 meter. ”Ombaknya memang sedang besar. Kami harus hati-hati saat menarik jaring supaya tidak jatuh ke laut,” katanya.
Ombaknya memang sedang besar. Kami harus hati-hati saat menarik jaring supaya tidak jatuh ke laut.
Berdagang
Ibu-ibu yang mengungsi juga sudah bekerja secara normal. Mereka berjualan ikan seperti biasa. Linawati (32), salah satu pedagang ikan, mengatakan, Jumat malam, sejumlah pedagang ikan merasakan guncangan gempa yang cukup kuat. Selain itu, ombak laut juga cukup kuat. Pedagang dan warga setempat yang rumahnya berada di pinggir laut segera mengungsi ke kantor Pemprov Lampung.
Jarak antara Kelurahan Kangkung dan kantor Pemprov Lampung sekitar 3 kilometer. Tempat itu menjadi salah satu lokasi pengungsian karena berada di daerah yang cukup tinggi.
Rosita (39), warga lainnya, mengatakan, suaminya yang bekerja sebagai nelayan mulai melaut pada Sabtu pagi. Meski mengaku masih khawatir, dia membiarkan suaminya berangkat bekerja karena membutuhkan uang untuk kebutuhan sehari-hari.