Antisipasi Pemadaman Listrik, Surabaya Tambah Panel Tenaga Surya
Pemerintah Kota Surabaya terus menambah solar cell untuk mengantisipasi kegawatdaruratan saat terjadi black out atau pemadaman listrik, hingga sekarang sudah terpasang di 49 traffic light (lampu lalu lintas). Dinas Perhubungan Kota Surabaya terus menambah jumlah solar cell atau panel listrik tenaga surya yang terpasang di Traffic Light (TL).
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Pemerintah Kota Surabaya terus menambah panel tenaga surya untuk mengantisipasi kegawatdaruratan saat terjadi black out atau pemadaman listrik. Hingga sekarang solar cell atau panel tenaga surya sudah terpasang di 49 traffic light (lampu lalu lintas). Dinas Perhubungan Kota Surabaya terus menambah jumlah solar cell atau panel listrik tenaga surya yang terpasang di Traffic Light (TL).
Penggunaan solar cell di TL yang dimulai sejak 2017, dan hingga 2019 sudah ada di sebanyak 49 simpang. Solar cell kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat di Surabaya, Senin ( 5/8/2019) selama ini berfungsi sebagai sumber daya traffic light karena bekerja secara otomatis.
Saat siang hari, solar cell akan menyimpan listrik dari tenaga matahari, ketika listrik PLN padam, maka secara otomatis akan menyalakan traffic light dengan tenaga surya yang telah disimpannya.
“Jadi TL tetap hidup sembari menunggu petugas datang ke lokasi untuk melakukan perbaikan teknis. Selain untuk kondisi darurat, TL yang mengandalkan daya dari panel tenaga surya, akan menekan dan menghemat jumlah penggunaan daya listrik,” ujar Irvan.
Pemerintah Kota Surabaya, terus meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan. Tahun 2019 sudah 49 panel tenaga surya dipasang di lampu lalu lintas sebagai sumber energi menggantikan tenaga listrik.
Menurut Wahyu pihaknya akan memasang panel tenaga surya awalnya memsang 15 titik lampu lalu lintas. Lokasi yang dipilih adalah ruas persimpangan jalan yang ramai dan sering terjadi mati listrik.
Lampu lalu lintas di Surabaya juga dipasangi kamera pengawas yang bisa mengidentifikasi wajah dan nomor kendaraan. Ini untuk mendeteksi pelanggar lalu lintas dan pelaku kejahatan agar mudah dilacak polisi
Penggunaan tenaga surya sebagai sumber energi lampu lalu lintas di Surabaya dimulai sejak 2017. Selama dua tahun terakhir, sudah terpasang 33 lampu lalu lintas bertenaga listrik. Dengan penambahan 15 titik lampu lalu lintas bertenaga surya di tahun ini, berarti hingga akhir 2019 ada 48 lampu lalu lintas yang sudah beralih dari penggunaan energi listrik menjadi sinar matahari.
”Kami menargetkan pemasangan panel tenaga surya di sekitar 130 lampu lalu lintas di Surabaya selesai pada 2020. Setiap tahun ada penambahan pemasangan panel tenaga surya secara bertahap,” ujar Irvan.
Lampu lalu lintas yang menggunakan energi sinar matahari dapat menyala selama 24 jam per hari. Meskipun memasuki malam hari atau hujan yang membuat sinar matahari meredup, lampu akan tetap menyala karena panel tenaga surya sudah menyimpan cadangan tenaga. Sebab, panel tenaga surya mampu memproduksi listrik sebesar 300 watt per jam, lebih besar dari kebutuhan lampu sebesar 8 watt.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, penggunaan panel tenaga surya diperluas agar bisa menghemat anggaran untuk biaya listrik. Selain digunakan di lampu lalu lintas, panel tenaga surya juga dipasang di beberapa halte, terminal, dan gedung perkantoran.
Kami menargetkan pemasangan panel tenaga surya di sekitar 130 lampu lalu lintas di Surabaya selesai pada 2020. Setiap tahun ada penambahan pemasangan panel tenaga surya secara bertahap
”Lampu lalu lintas di Surabaya juga dipasangi kamera pengawas yang bisa mengidentifikasi wajah dan nomor kendaraan. Ini untuk mendeteksi pelanggar lalu lintas dan pelaku kejahatan agar mudah dilacak polisi,” ucap Risma.
Menurut Risma panel tenaga surya tidak hanya di lampu lalu lintas tetapi juga di ruang publik seperti trotoar dan taman.