Pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen (90), mewariskan semangat kebangsaan, yang selalu didengungkannya semasa hidup.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen (90) mewariskan semangat kebangsaan yang selalu didengungkannya semasa hidup. Beliau meninggal pada Selasa (6/8/2019) pukul 04.17 waktu Mekkah, Arab Saudi.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Kota Semarang, Jawa Tengah, mengatakan, dirinya mengenang Mbah Moen akan banyak hal, termasuk saat kampanye hingga terpilih, pada Pilkada Jateng 2018. Mbah Moen merupakan ayah dari Taj Yasin Maimoen, Wakil Gubernur Jateng saat ini.
”Beliau selalu menceritakan semangat-semangat kebangsaan. Itu nilai dari Mbah Moen yang luar biasa. Sejarah, kebangsaan, patriotisme, terus didengungkan. Mbah Moen merupakan kiai nasionalis yang menjadi rujukan banyak orang,” ujar Ganjar.
Ganjar mengatakan, hal lain yang dikenangnya adalah tanggal kelahiran dirinya dan Mbah Moen yang sama, yakni 28 Oktober. Karena itu, setiap cerita tentang Sumpah Pemuda, Mbah Moen selalu menggebu-gebu karena tanggal lahirnya bertepatan dengan hari bersejarah itu, 28 Oktober 1928.
Mbah Moen merupakan kiai nasionalis yang menjadi rujukan banyak orang.
Ia sempat bertemu dengan Mbah Moen sebelum berangkat ibadah haji, di Rembang. ”Saya menyampaikan permintaan Bu Megawati yang ingin bertemu. Beliau (Mbah Moen) mengatakan, ’Enggak usah, saya saja yang ke sana’. Akhirnya pertemuan itu dilakukan di Jakarta (27 Juli 2019),” kata Ganjar.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng KH Ahmad Darodji mengatakan, dirinya mendapat kabar wafatnya Mbah Maimoen sekitar pukul 09.15. ”Hingga kini terus mengalir kabar, datang dari banyak orang, termasuk keluarga (Mbah Maimoen),” kata Darodji.
Darodji mengatakan, dirinya belum mendapat info detail terkait penyebab Mbah Moen wafat. Namun, dikatakannya, Mbah Moen memang sudah sepuh walau beberapa kali masih aktif berkegiatan.
Darodji mengemukakan, ia dan warga Jateng amat kehilangan sosok kiai karismatik tersebut. ”Mbah Moen merupakan guru bagi semua orang, di Jawa Tengah, bahkan Indonesia. Selama hidup, Mbah Moen mengajarkan kedamaian. Kami semua sangat kehilangan,” ujar Darodji.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menyatakan, Indonesia kehilangan tokoh panutan, pemimpin, dan pengayom umat. Menurut dia, Maimoen merupakan tokoh yang gigih memperjuangkan nilai keislaman yang disesuaikan dengan budaya Indonesia.
Selama hidup, Mbah Moen mengajarkan kedamaian. Kami semua sangat kehilangan.
”Kami sungguh berduka atas kepergian beliau, bangsa Indonesia kehilangan tokoh yang penuh dengan sikap kebersahajaan. Semoga teladan beliau bisa diteruskan para kader bangsa,” ucap Helmy saat dihubungi Kompas dari Jakarta, Selasa (6/8/2019).