Bandara Baru Syamsudin Noor Ditargetkan Beroperasi November
Proyek pengembangan Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, terus dikebut.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Proyek pengembangan Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, terus dikebut. Seluruh pekerjaan ditargetkan selesai pada Oktober sehingga bandara bisa beroperasi pada November tahun ini.
Pengembangan Bandara Syamsudin Noor dilakukan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam beberapa tahun terakhir. Peresmian dimulainya pembangunan bandara tersebut dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Mei 2015.
Project Manager Proyek Pengembangan Bandara Syamsudin Noor Dadang Dian Hendiana di Banjarbaru, Selasa (6/8/2019), mengemukakan, proyek pengembangan bandara terdiri atas dua paket pekerjaan.
Paket I adalah pekerjaan gedung terminal dengan nilai investasi sekitar Rp 1,3 triliun. Paket II adalah pekerjaan infrastruktur, bangunan penunjang, dan perluasan apron dengan nilai investasi sekitar Rp 700 miliar.
Per 4 Agustus, perkembangan pekerjaan paket I mencapai 69 persen, sedangkan perkembangan pekerjaan paket II sudah 100 persen. ”Target selesai pekerjaan gedung terminal pada 28 Oktober. Jadi, operasional mulai November,” kata Dadang.
Setelah seluruh pekerjaan selesai, menurut Dadang, terlebih dahulu akan dilakukan verifikasi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. ”Setelah mendapatkan sertifikat laik operasi, bandara baru dioperasikan,” ujarnya.
Bandara Syamsudin Noor yang baru mengusung konsep modern dengan ciri etnis keunikan khas lokal Kalsel. Ciri khas itu ditunjukkan dengan gedung terminal berbentuk jukung atau perahu dan atap berbentuk intan. Bagian dalam gedung terminal bandara nantinya akan dihiasi dengan ornamen kain sasirangan.
”Gedung terminal bandara yang baru terdiri atas dua lantai, dilengkapi dengan lima garbarata, lift, eskalator, dan berbagai fasilitas modern lainnya,” ucap Dadang.
Luas gedung terminal bandara yang baru mencapai 77.569 meter persegi dengan kapasitas 7 juta penumpang per tahun. Gedung terminal yang ada saat ini luasnya hanya 9.043 meter persegi dengan kapasitas 3,6 juta penumpang per tahun.
Pemerintah Provinsi Kalsel juga sangat mendukung pengembangan bandara. Pemprov menyiapkan anggaran Rp 20 miliar dalam APBD Perubahan 2019 untuk menyelesaikan pembangunan akses ke Bandara Syamsudin Noor sepanjang 3,5 kilometer.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor saat meninjau proyek pengembangan bandara pada 31 Juli lalu berharap proyek strategis nasional itu bisa selesai tepat waktu tanpa mengurangi mutu pekerjaannya. ”Kami ingin masyarakat Kalsel dapat segera menikmati bandara baru,” katanya.