Waralaba Minuman di Banyuwangi Siapkan 1.000 Tumbler
Sebuah usaha waralaba minuman di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyiapkan 1.000 botol minum atau tumbler untuk konsumennya. Hal ini sebagai bentuk kampanye lingkungan dalam usaha mengurangi sampah plastik.
Oleh
Angger Putranto
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Sebuah usaha waralaba minuman di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyiapkan 1.000 botol minum atau tumbler untuk konsumennya. Hal ini sebagai bentuk kampanye lingkungan dalam usaha mengurangi sampah plastik.
Hal itu disampaikan pemilik Tuk Tuk Tea, Rudy Purbianto, di Banyuwangi, Selasa (6/8/2019). Selama ini, jajanan minuman teh thailand itu dijual menggunakan kemasan atau wadah plastik sekali pakai. ”Suatu saat nanti, kami hanya menjual minuman, tanpa menjual gelas plastik lagi. Konsumen hanya perlu membawa tumbler saat membeli produk kami,” ujarnya.
Program penjualan menggunakan tumbler pernah diuji coba pada 2018. Kala itu, mereka membagikan 150 tumbler kepada pelanggannya. ”Tahun ini, kami menyiapkan 1.000 tumbler untuk pelanggan kami. Sebagian akan kami jual, sebagian kami berikan secara gratis setiap pelanggan melakukan 10 kali pembelian,” ujarnya.
Pembeli yang membawa tumbler juga akan mendapatkan harga khusus berupa potongan pembelian. Minuman ukuran medium yang dijual Rp 8.000 dapat dinikmati hanya dengan Rp 5.000 saja. Rudi mengatakan, hal tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi sampah plastik dari produk yang mereka jual.
Saat ini, waralaba tersebut memiliki 36 gerai. Rata-rata per hari, satu gerai bisa menjual 150 hingga 200 gelas. Di Banyuwangi, waralaba itu telah membuka 20 gerai. Selain itu, terdapat pula gerai di Jember, Ngawi, Sidarjo, dan Jakarta.
Di Banyuwangi, upaya memerangi sampah plastik sudah dimulai sejak Februari dengan terbitnya Surat Edaran (SE) tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. Kampanye pengurangan sampah plastik juga dilakukan dengan instruksi penggunaan tumbler di kantor-kantor instansi pemerintah daerah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi Husnul Chotimah menyebut, produksi sampah di Banyuwangi mencapai 1.100 ton per hari. Dari total sampah tersebut, hanya 295 ton yang tertangani dan dapat diangkut ke tempat pembuangan akhir.
”Dari total 1.100 ton produksi sampah per hari, 40 persennya merupakan sampah anorganik, termasuk sampah plastik. Imbauan bupati tentang penggunaan botol minum pribadi dan Surat Edaran Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik merupakan upaya untuk menekan banyaknya sampah plastik,” tutur Husnul.