Pancasila Perekat dan Pemersatu Bangsa Paling Ampuh
Pancasila merupakan alat perekat dan pemersatu bagi bangsa Indonesia. Nilai-nilai dari dasar negara tersebut diharapkan dipegang teguh generasi muda. Hal itu juga diyakini mampu mencegah menyebarnya paham radikal yang memicu disintegrasi di antara sesama anak bangsa.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS—Pancasila merupakan alat perekat dan pemersatu bagi bangsa Indonesia. Nilai-nilai dari dasar negara tersebut diharapkan dipegang teguh generasi muda. Hal itu juga diyakini mampu mencegah menyebarnya paham radikal yang memicu disintegrasi di antara sesama anak bangsa.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan hal itu seusai mengisi kuliah umum, dalam acara penerimaan mahasiswa baru, tahun ajaran 2019/2020, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta, di Yogyakarta, Selasa (13/8/2019).
“Yang jelas, ini kan mahasiswa baru. Kita bekali hal-hal yang berguna bagi bangsa dan negara. Terutama masalah Pancasila. Pancasila itu harus diketahui dan dihayati betul. Pancasila itu alat pemersatu dan perekat bangsa,” ujar Ryamizard.
Ryamizard menyatakan, Pancasila merupakan ideologi yang menjadi dasar terbentuknya negara ini. Lemah atau kuatnya persatuan sesama anak bangsa diukur dari seberapa teguh mereka berpegang pada ideologi tersebut. Anak bangsa itu juga tidak akan mudah terombang-ambing menghadapi berbagai masalah baik.
“Ideologi negara juga merupakan bintang penuntun yang memberikan orientasi, arah perjuangan, dan pembangunan bangsa ke depan,” kata Ryamizard.
Oleh karena itu, Ryamizard menegaskan, generasi muda perlu memahami Pancasila secara mendalam. Tujuannya, agar mereka mempunyai karakter yang kuat sehingga tidak mudah dipengaruhi paham-paham asing. Terlebih lagi apabila paham tersebut mengancam disintegrasi bangsa.
Kalau (Pancasila) itu hilang, bangsa ini akan lepas. Bangsa ini akan hancur. Terjadi perang saudara. Itu pentingnya Pancasila
“Kalau (Pancasila) itu hilang, bangsa ini akan lepas. Bangsa ini akan hancur. Terjadi perang saudara. Itu pentingnya Pancasila,” kata Ryamizard.
Ryamizard menyampaikan, salah satu cara yang bisa digunakan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda itu dengan membuatnya menjadi mata kuliah. Ia meyakini, penyaringan terhadap paham-paham yang tidak sesuai dasar negara bisa dilakukan lewat cara itu.
Terkait hal itu, Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta Mohamad Irhas Effendi menyampaikan, mahasiswa baru menjalani masa orientasi dengan pembekalan materi mengenai bela negara. Kegiatan itu dilakukan melalui program bernama “Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara”. Pemahaman Pancasila merupakan hal utama yang perlu ditanamkan kepada mahasiswa baru.
“Nilai bela negara menekankan pada cinta tanah air, sadar berbangsa, dan bernegara. Pancasila diyakini sebagai ideologi negara. Rela berkorban untuk bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal fisik dan psikis sebagai kader bela negara,” kata Irhas.
Irhas menilai, penanaman rasa bela negara tetap perlu digencarkan dengan kemajuan teknologi informasi. Era revolusi industri 4.0 membuat informasi semakin bebas dan mudah untuk diakses. Kemajuan itu diikuti dengan risiko masuknya pemikiran dan paham yang dapat juga bertentangan dengan ideologi negara.
“Ini diharapkan mampu membentengi para mahasiswa dari terkikisnya rasa nasionalisme dalam rangka meningkatkan daya saing di tingkat global di tengah terbukanya peluang yang diciptakan oleh revolusi industri 4.0,” kata Irhas.