Jelang Marathon, ”Homestay” di Kawasan Borobudur Laris
Permintaan kamar homestay di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, saat ini tinggi untuk ajang Borobudur Marathon 2019. Bahkan, di beberapa lokasi, sejumlah homestay semua kamarnya telah habis dipesan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Permintaan kamar homestay di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, saat ini tinggi untuk ajang Borobudur Marathon 2019. Bahkan, di beberapa lokasi, sejumlah homestay semua kamarnya telah habis dipesan.
Purnawati, karyawan di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Borobudur, mengatakan, sebanyak 23 kamar homestay di Balkondes Borobudur sudah habis dipesan tamu sejak Februari lalu.
”Semua kamar sudah tidak bisa lagi ditawarkan sejak Februari lalu. Semua pemesan juga sudah membayar lunas sesuai harga kamar,” ujarnya, Rabu (14/8/2019). Sebanyak 23 kamar tersebut ditawarkan dengan harga bervariasi sesuai kapasitas, mulai dari Rp 450.000 hingga Rp 1,5 juta per kamar.
Borobudur Marathon 2019 akan diselenggarakan pada 17 November dan kebanyakan kamar dipesan untuk tanggal 16-17 November. Para pemesan adalah pelari bersama keluarga dan komunitasnya yang memang sudah pernah memesan kamar pada Borobudur Marathon tahun lalu.
Kendati kamar sudah habis dipesan, Purnawati mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih kerap menerima permintaan pemesanan kamar. Dibandingkan dengan 19 balkondes lainnya yang ada di Kecamatan Borobudur, Balkondes Borobudur memang paling banyak diincar peserta karena berjarak paling dekat, yakni hanya sekitar 500 meter dari titik start di Candi Borobudur.
Hal serupa juga terjadi di Balkondes Kembanglimus. Sejak Mei lalu, 15 kamar homestay telah habis dipesan oleh para pelari beserta komunitas lari dari sejumlah daerah.
”Karena kamar sudah habis dipesan, sekarang ini permintaan pesanan yang kami terima kami alihkan ke kamar-kamar homestay milik warga di sekitar Balkondes Kembanglimus,” ujar pendamping Balkondes Kembanglimus, Rohadi.
Di sekitar Balkondes Kembanglimus terdapat tujuh rumah warga yang sehari-hari juga difungsikan sebagai homestay. Kebanyakan pelari memesan kamar untuk tanggal 16-17 November. Namun, sebagian di antaranya juga ada yang memperpanjang lama tinggal hingga 18 November.
”Mungkin, sebelum pulang, para pelari tersebut juga ingin berwisata, berjalan-jalan di kawasan Borobudur,” ujar Rohadi.
Subadi, pemilik homestay Revalia di Desa Borobudur, mengatakan, dari tujuh kamar yang disediakannya, kini tinggal tersisa satu kamar yang belum dipesan. Pemesanan kamar banyak diterimanya pada Mei lalu.
Sama seperti yang terjadi di Balkondes Kembanglimus, sebagian tamu tidak sekadar memesan kamar pada 16-17 November saja. Sebagian di antaranya ada yang sudah memesan sejak 15 November dan ada pula yang memperpanjang lama tinggal hingga 18 November. Homestay Revalia berlokasi cukup dekat, hanya berjarak sekitar 400 meter dari Candi Borobudur.
Pada penyelenggaraan tahun lalu, dampak Borobudur Marathon tidak hanya dirasakan oleh homestay yang berjarak dekat dari Candi Borobudur. Gelombang tamu dari para pelari beserta keluarga dan komunitasnya juga terasa hingga ke Balkondes Kenalan di Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, yang berjarak sekitar 12 kilometer dari Candi Borobudur.
Ahmad, petugas pengelola Balkondes Borobudur, mengatakan, sebulan sebelum pelaksanaan Borobudur Marathon 2018, sembilan dari 10 kamar homestay yang tersedia telah habis dipesan. ”Kami berharap ramainya pemesanan kamar akan kembali berulang di Borobudur Marathon 2019,” ujarnya.
Karena berlokasi jauh dari titik start, Ahmad mengatakan, pada pelaksanaan Borobudur Marathon tahun lalu, pihaknya mengantarkan para pelari ke Candi Borobudur dengan mobil. Pengantaran tersebut dilakukan sekitar pukul 03.00, dua jam sebelum start lari full marathon dimulai pada pukul 05.00.