Bantuan Air Bersih Didistribusikan dari Pagi hingga Malam
Memasuki puncak musim kemarau, penyaluran bantuan air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan di Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah, dioptimalkan.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Memasuki puncak musim kemarau, penyaluran bantuan air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan di Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah, dioptimalkan. Di Boyolali, distribusi air bersih bahkan dilakukan mulai pagi hingga malam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinungharjo mengatakan, setiap hari penyaluran bantuan air bersih dilakukan sebanyak 15-20 tangki ke desa-desa yang mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih akibat musim kemarau. ”Dropping air bersih dilakukan pagi hingga malam untuk mengoptimalkan penyaluran bantuan kepada masyarakat,” katanya di Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2019).
Bambang mengatakan, memasuki puncak musim kemarau saat ini, terdapat 42 desa di delapan kecamatan di Boyolali yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Delapan kecamatan tersebut adalah Juwangi, Tamansari, Wonosegoro, Karanggede, Kemusu, Klego, Musuk, dan Wonosamodro. Bantuan air bersih saat ini terus didistribusikan kepada masyarakat di 42 desa tersebut.
Air bersih didistribusikan menggunakan truk-truk tangki berkapasitas sekitar 5.000 liter. Dari tangki, air bersih dialirkan ke bak-bak penampungan umum sementara ataupun langsung ke jeriken-jeriken yang dibawa warga. Pemerintah Kabupaten Boyolali menyiapkan sebanyak 628 tangki untuk mengatasi dampak kekeringan tahun ini. ”Sampai hari ini sudah 254 tangki untuk 42 desa,” ujarnya.
Bambang mengatakan, Pemkab Boyolali telah menetapkan masa siaga darurat kekeringan sejak 1 Juli hingga 31 September 2019. Selain dari Pemkab Boyolali, bantuan air bersih juga datang dari program CSR pihak swasta. ”Dari bantuan CSR, ada sekitar 400 tangki air bersih,” katanya.
Pemkab Boyolali telah menetapkan masa siaga darurat kekeringan sejak 1 Juli hingga 31 September 2019.
Sumur bor
Menurut Bambang, penyaluran bantuan air bersih merupakan langkah jangka pendek untuk mengatasi kesulitan air bersih karena musim kemarau. Untuk jangka panjang, Pemkab Boyolali akan membuat sumur-sumur bor dan embung di wilayah-wilayah yang selama ini mengalami kekeringan setiap musim kemarau. ”Akan dicari dulu lokasi-lokasi yang potensial ada sumber airnya, baru kemudian dibuat sumur bor,” katanya.
Di Klaten, penyaluran bantuan air bersih juga dioptimalkan. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Klaten Sri Yuwana Haris mengatakan, BPBD Klaten telah menyalurkan 298 tangki air bersih ke 13 desa di lima kecamatan yang mengalami kekeringan, yaitu Kecamatan Kemalang, Karangdowo, Jatinom, Karangnongko, dan Bayat.
Dari lima kecamatan itu, Kemalang dan Jatinom mengalami kekeringan terluas. Di Kemalang, lima desa mengalami kekeringan sedangkan Jatinom ada empat desa.