Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan menjadikan Desa Sesele, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, sebagai percontohan desa sadar jaminan sosial ketenagakerjaan.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan menjadikan Desa Sesele, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, sebagai percontohan desa sadar jaminan sosial ketenagakerjaan. Desa sentra industri kerajinan ini memenuhi persyaratan, di antaranya seluruh aparatur pemerintah desanya terdaftar dalam program perlindungan ketenagakerjaan.
“Warga Desa Sesele sadar akan pentingnya jaminan sosial. Mereka lalu memilih fasilitas yang disediakan BPJS dan sesuai kebutuhan, yaitu Jaminan Kematian dan Jaminan Kecelakaan,” ujar Rusditah, Kepala Dinas Tenaga Kerja Lombok Barat, di Lombok Barat, Jumat (16/8/2019).
Menurut Rusditah, warga Desa Sesele berinisiatif menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan enam bulan lalu. Dimulai secara perorangan, kemudian diikuti aparat pemerintah desa dan Karang Taruna. “Perkembangan ini yang mendorong BPJS menetapkan desa ini sebagai Desa Percontohan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang pertama di NTB atau desa keenam di Indonesia tahun 2019,” ujar Rusditah.
Penetapan Desa Percontohan Jaminan Keternagkerjaan bagi Desa Sesele dilakukan Kamis (15/8) di Pasar Seni, Desa Sesele. Desa ini meliputi 11 Dusun dengan jumlah penduduk 15.000 jiwa, berjarak 8 kilometer dari Mataram, ibu kota NTB. Dari total penduduknya, sebanyak 5.000 orang bekerja di sektor pertanian, perdagangan, kerajinan, seniman, dan wiraswasta.
Kepala Desa Sesele Abu Bakar mengatakan, saat ini tercatat 1.245 warga terdaftar sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan, dengan mengambil jaminan kematian dan kecelakaan. Ini mengingat warga desa itu sebagian perajin yang menjual hasil karyanya berkeliling ke berbagai destinasi wisata.
Dalam menjalani pekerjaan ini, banyak risiko yang dihadapi, seperti kecelakaan lalu lintas. Bila ada warga yang meninggal pun, keluarganya (ahli waris) bisa mendapat klaim. “Ya, ibarat pepatah, sedia payung sebelum hujan,” ujar Abu Bakar.
Selain 1.245 warga, juga 11 anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, 40 anggota Karang Taruna, dan tujuh staf Pemerintah Desa Sesele masuk dalam program perlindungan ketenagakerjaan. “Staf kami memilih program paling murah dengan iuran Rp 6.800 per orang per bulan. Uang itu disisihkan dari honor masing-masing staf desa,” tutur Abu Bakar.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto, saat acara penetapan itu, mengatakan, Desa Sesele merupakan desa ke-6 yang diresmikan sebagai desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan tahun 2019. Tahun ini ada 198 desa yang akan diresmikan sebagai Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Syarat penetapannya antara lain aparatur pemerintah desa terdaftar dalam program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan. “Dari aparatur desa, masyarakat akan teredukasi tentang pentingnya jaminan asuransi,” kata Agus.
Kantor BPJS Cabang NTB, hingga Juli 2019, mencatat kepesertaan dan iuran anggota sebanyak 5.499 Pemberi Kerja Badan Usaha dengan 94.837 tenaga kerja penerima upah sektor informal serta 9.804 Pekerja Bukan Penerima Upah (sektor informal). Total iuran sebanyak Rp 96 miliar. Kantor Cabang NTB hingga Juli 2019 juga membayarkan klaim dengan total Rp 69,2 miliar.