Sejak dua pekan terakhir, sebagian warga Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, mengeluhkan kelangkaan elpiji 3 kilogram. Pihak Pertamina menduga, kelangkaan terjadi karena distribusi elpiji bersubsidi belum tepat sasaran.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Sejak dua pekan terakhir, sebagian warga Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, mengeluhkan kelangkaan elpiji 3 kilogram. Pihak Pertamina menduga, kelangkaan terjadi karena distribusi elpiji bersubsidi belum tepat sasaran.
Tamrin (61), warga Desa Banjaran, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, harus menempuh jarak 9 kilometer untuk mencari elpiji. Hal tersebut karena stok elpiji di beberapa pangkalan di Kabupaten Tegal kosong.
”Tadi sudah cari di Kabupaten Tegal, tapi kebanyakan tidak ada stok. Untuk itu, saya coba cari ke Kota Tegal, barangkali ada. Tapi, ternyata di Kota Tegal juga sudah habis,” tutur Tamrin saat ditemui, Senin (19/8/2019), di pangkalan elpiji Jalan Mayjen Sutoyo, Kelurahan Pekauman, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.
Sementara itu, Febri (42), warga Kelurahan Debong, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, keluar rumah sejak pukul 08.00 untuk mencari elpiji. Meski sudah berpindah tempat hingga empat kali untuk mencari elpiji, usahanya tak membuahkan hasil.
”Kemungkinan nanti beli makanan jadi saja. Mau pakai minyak tanah juga sudah susah carinya,” ujar Febri.
Meski stok elpiji 3 kilogram langka, stok elpiji nonsubsidi 5,5 kilogram dan 12 kilogram di beberapa pangkalan elpiji masih melimpah. Walakin, Tamrin, dan Febri enggan membeli elpiji nonsubsidi karena harganya lebih mahal.
Rizal, salah satu petugas Pertamina di pangkalan elpiji Jalan Mayjen Sutoyo, Kota Tegal, mengatakan, harga eceran tertinggi untuk elpiji 3 kilogram Rp 15.500 per tabung. Adapun untuk elpiji 5,5 kilogram dan 12 kilogram masing-masing Rp 70.000 dan Rp 143.000 per tabung.
Belum tepat sasaran
Secara terpisah, Sales Executive Pertamina III Tegal Sandy Rahadian mengatakan, salah satu penyebab kelangkaan adalah peruntukan elpiji 3 kilogram masih belum tepat sasaran. Menurut dia, elpiji 3 kilogram yang merupakan produk subsidi dan semestinya diperuntukkan bagi masyarakat miskin sering kali digunakan oleh restoran besar atau usaha kelas menengah.
Elpiji 3 kilogram yang merupakan produk subsidi dan semestinya diperuntukkan bagi masyarakat miskin sering kali digunakan oleh restoran besar atau usaha kelas menengah.
Beberapa waktu lalu, Pertamina Tegal bersama Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan Kota Tegal melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah restoran skala menengah. Berdasarkan hasil inspeksi, setidaknya ada lima restoran skala menengah yang menggunakan elpiji 3 kilogram.
”Sejauh ini memang belum ada sanksi yang dikenakan kepada oknum pengusaha skala menengah yang menggunakan elpiji 3 kilogram. Yang kami lakukan baru sebatas memberikan pembinaan agar mereka beralih menggunakan elpiji nonsubsidi,” ucap Sandy.
Untuk mengatasi kelangkaan, Pertamina Tegal berencana menambah suplai elpiji 3 kilogram ke pasaran. Pertamina akan memberikan tambahan sekitar 16.800 tabung untuk Kota Tegal dan Kabupaten Tegal pada akhir minggu ini.
Sebelumnya, Pertamina telah menambah suplai elpiji 3 kilogram sebanyak 57.120 tabung untuk Kota Tegal dan Kabupaten Tegal. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi kenaikan permintaan selama Idul Adha dan perayaan Hari Kemerdekaan RI.
”Untuk Agustus ini sebenarnya kami telah menyiapkan penambahan stok elpiji 3 kilogram sebanyak 74.000 tabung. Tapi, penyalurannya memang kami lakukan bertahap. Sejauh ini yang kami salurkan untuk Kota Tegal dan Kabupaten Tegal sudah 57.120 tabung,” tutur Sandy.
Ia menambahkan, jumlah kebutuhan harian elpiji 3 kilogram di Kota Tegal sekitar 20.000 tabung. Adapun jumlah kebutuhan harian elpiji 3 kilogram di Kabupaten Tegal sebanyak 50.000 tabung.