Pantauan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura menunjukkan, terdapat tujuh titik api di Kabupaten Merauke, Papua, Selasa (20/8/2019). Diduga, munculnya titik api ini dipicu kondisi cuaca kering di wilayah selatan Papua jelang memasuki musim kemarau.
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pantauan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura menunjukkan, terdapat tujuh titik api di Kabupaten Merauke, Papua, Selasa (20/8/2019). Diduga, munculnya titik api ini dipicu kondisi cuaca kering di wilayah selatan Papua jelang memasuki musim kemarau.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili, Selasa sore, di Jayapura, memaparkan, Papua termasuk wilayah yang rawan kebakaran lahan karena dilanda kekeringan.
Dari pantauan BBMKG Wilayah V Jayapura, dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen, titik api tersebar di tujuh distrik (setingkat kecamatan) di Kabupaten Merauke, yakni Waan, Kimaam, Malind, Naukenjerai, Okaba, Sota, dan Tabonji. Jumlah ini meningkat drastis dari hasil pantauan sehari sebelumnya yang hanya terdapat satu titik api di Distrik Waan.
”Di wilayah selatan Papua, seperti Merauke, Boven Digoel, Mappi, dan Asmat, rawan terjadi kebakaran lahan karena akan memasuki musim kemarau,” papar Petrus. Ia menuturkan, seluruh jajarannya terus memantau perkembangan titik api di wilayah selatan Papua itu selama 24 jam per hari.
Berdasarkan data BBMKG Wilayah V Jayapura, dari tahun 2015 hingga 2018, terdapat 500-1.000 titik api di Merauke dan sekitarnya per tahun. Kondisi ini sangat berbahaya untuk aktivitas penerbangan di Merauke dan wilayah sekitarnya. Masyarakat setempat juga rawan terkena penyakit infeksi saluran pernapasan.
Petrus pun mengimbau masyarakat agar lebih hemat menggunakan air saat musim kemarau. Masyarakat juga diimbau tidak membuka ladang dengan cara membakar lahan. ”Kami akan terus memberikan informasi terkait titik api kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah terkait,” katanya.
Prakirawan cuaca BBMKG Wilayah V Jayapura, Esri Ronsumbre, mengatakan, Merauke menjadi daerah yang diperkirakan meningkat titik panasnya. Temperatur udara di Merauke saat ini mencapai 32 derajat celsius.
”Merauke berpotensi menjadi daerah dengan titik panas terbanyak karena musim kemarau yang panjang dari Mei hingga Oktober mendatang. Selain itu, banyak lahan pertanian di sana,” ucap Esri.
Kepala BPBD Provinsi Papua Welliam Manderi, saat dihubungi, mengatakan, pihaknya telah mendapatkan laporan terkait adanya titik api di Merauke. Ia berpendapat hal itu kemungkinan terjadi akibat aktivitas masyarakat yang membuka areal pertanian dengan cara membakar lahan.
BPBD akan menggunakan cara persuasif untuk mengimbau warga agar tidak membuka ladang dengan cara membakar lahan. ”Kami akan berkoordinasi dengan Pemkab Merauke untuk memantau perkembangan titik api di sana. Apabila semakin meluas, kami akan berkoordinasi dengan berbagai pihak, seperti TNI dan Polri, untuk memadamkan api,” tutur Welliam.