Wali Kota Malang, Jawa Timur, Sutiaji mengatakan dirinya tengah berupaya berkomunikasi dengan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan untuk saling menjaga kondusivitas. Dia menegaskan situasi Malang kondusif dan tidak ada kebijakan pemulangan mahasiswa Papua yang berada di Malang.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS - Wali Kota Malang, Jawa Timur, Sutiaji mengatakan dirinya tengah berupaya berkomunikasi dengan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan untuk saling menjaga kondusivitas. Dia menegaskan situasi Malang kondusif dan tidak ada kebijakan pemulangan mahasiswa Papua yang berada di Malang.
Sutiaji sendiri sudah berbicara melalui RRI Manokwari, Selasa (20/8/2019) pagi, menjelaskan perihal situasi Malang yang kondusif serta tidak ada kebijakan pemulangan terhadap mahasiswa asal Papua. Sebelumnya, sempat terjadi kericuhan antara warga Malang dan Aliansi Mahasiswa Papua yang akan berunjuk rasa pada 15 Agustus. (Kompas, 15/8)
"Kami belum pernah ketemu (Sutiaji dan Dominggus). Teman-teman yang di sini adalah warga Papua Barat, memang warga sana tapi sekarang di sini, yang dititipkan di Malang. Jadi bagaimana caranya bisa saling menjaga kondusivitas," kata Sutiaji usai makan bersama dengan perwakilan mahasiswa asal Papua di salah satu rumah makan di Malang, Selasa (20/8/2019).
Hadir pada acara makan bersama tersebut, antara lain Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Kepala Polres Malang Ajun Komisaris Besar Asfuri, dan sejumlah mahasiswa asal Papua.
Menurut Sutiaji, dirinya siap berkomunikasi dengan Dominggus. Dia ingin mengajak Dominggus bersama-sama membangun kondisi yang damai. Harapannya, apa yang dikehendaki mahasiswa asal Papua di Malang, yang belum tersampaikan, bisa terakomodasi.
"Kami juga akan membicarakan masalah-masalah, mohon maaf, jangan sampai terulang lagi. Saling mendukung. Bagaimana anak bangsa bisa belajar di Malang dengan tertib, aman, dan yang sedang belajar bisa dapat sesuatu yang berharga," katanya.
Sutiaji kembali menandaskan tidak ada diskriminasi kebijakan di Malang. Semua yang di Malang adalah anak bangsa. Papua juga bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan warganya adalah anak bangsa.
Sementara itu Sofyan Edi Jarwoko membantah dirinya mengeluarkan pernyataan akan memulangkan oknum mahasiswa asal Papua yang terlibat keributan sebagaimana dimuat beberapa media, 15 Agustus lalu.
"Pertama menggarisbawahi apa yang disampikan Pak Wali Kota jelas tidak ada pemulangan. Soal statement saya yang jadi pemberitaan, soal Wakil Wali Kota akan memulangkan (mahasiswa), itupun saya tegaskan saya tidak pernah mengeluarkan statement itu," ujarnya.
Selasa ini, lanjut Sofyan, dirinya bertemu dengan perwakilan mahasiswa asal Papua yang berada di Malang. Testimoni perwakilan mahasiswa menyatakan bahwa di Malang tidak ada persoalan. Hal ini penting diketahui oleh publik bahwa pihak berwenang di Malang juga menjamin para mahasiswa bisa beraktivitas secara normal.
Harapannya, lanjut Sofyan, semua pemuda Indonesia yang belajar di Malang bisa menuntut ilmu dengan baik. Oleh karena itu, harus ada sinergi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Perguruan Tinggi, dan masyarakat.
"Masyarakat Malang dari dulu cinta damai. Tidak ada keinginan mencederai, melukai, mengotori kotanya sendiri. Harapannya ke depan, situasi psikologis seperti ini bisa dipahami," katanya.
Disinggung soal rencana Menteri Dalam Negeri memanggil dirinya terkait masalah ini, Sofyan mengatakan dirinya siap menjelaskan dari awal sampai akhir. Soal kronologis demo mahasiswa seperti apa dengan data-data yang ada. "Tidak terbesit sedikit pun soal apa yang diviralkan (pemulangan mahasiswa)," katanya.
Terkait jaminan keamanan terhadap mahasiswa ke depan, Asfuri mengatakan pihaknya tengah berupaya membangun komunikasi kembali. Nanti akan ada pertemuan guna meyakinkan bahwa mahasiswa asal Papua yang kuliah di Malang terjamin keamanannya.
"Saya juga mengajak seluruh warga Kota Malang untuk menjaga situasi kota Malang yang sudah kondusif. Jangan dicederai dengan aksi-aksi yang menimbulkan permasalahan atau konflik," katanya.