Pemerintah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, belum memiliki cara lain untuk mengatasi krisis kekeringan, selain menyalurkan bantuan air bersih. Petani disarankan tidak menanam tanaman yang memerlukan banyak air serta melakukan pompanisasi.
Oleh
KRISTI UTAMI
·2 menit baca
BREBES, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, belum memiliki cara lain untuk mengatasi krisis kekeringan, selain menyalurkan bantuan air bersih. Petani disarankan untuk tidak menanam tanaman yang memerlukan banyak air serta melakukan pompanisasi.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Tata Ruang Kabupaten Brebes Agus Ashari, Jumat (23/8/2019), menjelaskan, belum ada upaya untuk mencari sumber-sumber air baru. Strategi yang dilakukan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni mengatur pola tanam.
Agus mengatakan, pihaknya juga kembali menyosialisasikan kepada para petani agar tidak nekat menanam padi, bawang merah, atau tanaman lain yang membutuhkan banyak air pada musim kemarau. Hal itu diharapkan bisa mengurangi risiko gagal panen akibat kekeringan.
Solusi lain yang ditawarkan adalah pompanisasi. Namun, pompanisasi dinilai tidak sepenuhnya efektif karena di Brebes ada beberapa daerah yang air tanahnya asin. Air tanah yang asin tidak cocok jika digunakan untuk mengairi lahan pertanian.
Meskipun demikian, imbauan itu tidak begitu saja dituruti petani bawang merah. Mereka enggan berganti komoditas karena alternatif pekerjaan ideal tak mudah didapat.
”Kekeringan ini bukan masalah baru di Brebes. Sudah dari bertahun-tahun lalu. Mau sampai kapan solusinya pompanisasi terus? Kami membutuhkan solusi lain yang sifatnya jangka panjang,” ujar Rasbidin (55), petani bawang merah di Desa Banjaranyar.
Bantuan air bersih
Sementara itu, hingga Jumat petang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes meyalurkan bantuan air bersih 460.000 liter kepada 65.372 jiwa di 27 desa terdampak kekeringan. Penyaluran tersebut dilakukan sejak awal Juli 2019.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Brebes Nuhsy Mansyur, ada 139.141 jiwa di Kabupaten Brebes yang diperkirakan terdampak kekeringan. Karena itu, tahun ini pihaknya menyiapkan setidaknya 800.000 liter air bersih.
Di Kabupaten Pemalang, penyaluran air bersih juga masih terus dilakukan. Selain itu, pemda juga bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyusun proyek perencanaan fisik untuk mengambil air dari Gunung Slamet. Untuk membangun instalasi perpipaan sepanjang 23 kilometer, mulai dari Gunung Slamet ke Pulosari, dibutuhkan dana Rp 50 miliar-Rp 70 miliar.
”Di Pemalang, ada beberapa daerah yang memang tidak bisa menghasilkan air sendiri karena kondisi tanahnya tidak mendukung, seperti di Kecamatan Pulosari. Karena itu, kami berencana mengambil air dari Gunung Slamet untuk disalurkan ke Pulosari,” kata Bupati Pemalang Junaedi.