41 Mahasiwa NTB Penerima Beasiswa Belajar ke China dan Taiwan
Sebanyak 41 mahasiswa penerima beasiswa asal Nusa Tenggara Barat, mendapat kesempatan belajar di Taiwan dan China. Mereka meneruskan kuliah untuk program sarjana strata satu (S1) dan program doktor atau S3, dengan sponsor Pemerintah Taiwan, China dan Pemprov NTB.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Sebanyak 41 mahasiswa penerima beasiswa asal Nusa Tenggara Barat, mendapat kesempatan belajar di Taiwan dan China. Mereka meneruskan kuliah untuk program sarjana strata satu (S1) dan program doktor atau S3, dengan sponsor Pemerintah Taiwan, China dan Pemprov NTB.
“Hari ini ada program persiapan dan pembekalan atau pre departure training sekaligus pelepasan oleh Gubernur NTB, Zulkieflimansyah,” ujar Irwan Rahadi, Tim Seleksi Beasiswa Lembaga Pengembangan Pendidikan/LPP NTB, seusai acara pelepasan di Pendopo Gubernur NTB, Minggu (25/8/2019) di Mataram, Lombok.
Menurut Irwan mereka yang melanjutkan pendidikan ke China dan Taiwan dengan kategori beasiswa penuh, parsial dan kategori B (partial funding). “Mereka yang berangkat adalah orangtuanya sanggup membiayai bulanan beberapa komponen biaya ketika tinggal di luar negeri, seperti biaya hidup Rp 1 juta per bulan, atau tergantung besaran biaya hidup di masing-masing negara,” ujar Irwan. Mereka dikirim bertahap mulai 28 Agustus dan September 2019.
Ke 41 yang mendapat beasiswa itu masing-masing 23 orang menempuh S1 dan empat orang mengikuti pendidikan S3 di China, sisanya 14 orang menempuh pendidikan di Taiwan, kata Sri Hastuti, dari Tim LPP NTB. China memberikan sponsor untuk program S1 sebanyak 11 orang, dan S3 empat orang.
Pemerintah Taiwan menyediakan beasiswa bagi empat orang. Kemudian beasiswa NTB Kategori B S1 China sebanyak 12 orang, dengan biaya pendidikan dan akomodasi gratis.
Lama studi S1 dan S3 di China lima tahun, yang satu tahun digunakan untuk belajar Bahasa Mandarin, sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar-mengajar. Berbeda dengan di Taiwan, bahasa pengantarnya menggunakan Bahasa Inggris, dengan lama studi empat tahun.
Perguruan yang dipilih peraih beasiswa S3 di China antara lain Jaingsu University, dengan jurusan Management Science and engineering, Zhongnan University of Econimics and Law, Wuhan, jurusan Statistik, Jilin University dan Beijing Forestry University. Sedang beasiswa S3 di Taiwan memilih Chaoyang University of Technology.
“Mereka yang berangkat adalah orangtuanya sanggup membiayai bulanan beberapa komponen biaya ketika tinggal di luar negeri, seperti biaya hidup Rp 1 juta per bulan, atau tergantung besaran biaya hidup di masing-masing negara,” ujar Irwan.
Sedang mahasiswa S1 di China menjatuhkan pilihan pada 14 universitas seperti Tianjin Unversity, Zhejiang University, Huazohong University Of Science and Technology, Huaqiao University, Jiangsu University, Jaingsu University, Agricultural University, Xi’an Jiatong University, Nanjing Agricultural University, Southwest University, China Agricultural University, Zhejiang University, Yunnan University, Beijing Wezi University, dan Yangzhou University.
Jurusan yang dipilih di 14 universitas itu antara lain Kedokteran, Biotechnology, Food Technology, Animal Science, Architecture, Logistick Management, Chinese Language dan Literature dan Accounting.
Pintu kemudahan
Gubernur NTB mengatakan, mahasiswa yang dikirim belajar ke luar negeri selain mendapatkan nilai akademis, juga membangun persaudaraan dan kecintaan antasesama mahasiswa dari berbagai belahan dunia yang belajar di perguruan tinggi di China dan Taiwan. “Jangan sampai ingin nilainya bagus tetapi tidak bergaul,” ujarnya.
Para penerima beasiswa ini dinilai menjadi pahlawan, dan pelopor yang akan membuka pintu dan kemudahan bagi generasi penerima beasiswa berikutnya di kedua negara itu. Dalam program beasiswa ini, Gubernur NTB juga berterima kasih kepada Pemerintah China, Taiwan, dan Perhimpunan Indonesia Tiongkok yang mengalokasikan dana beasiswa terbesarnya ke NTB.
Pemprov NTB, pada 2018 mengirim 19 lulusan S1 asal NTB untuk melanjutkan pendidikan S2 di Collegium Civitas dan Vistula Group University, Polandia, kemudian 15 mahasiswa S1 kini belajar di Universitas Pendidikan Sultan Idris, Tanjung Malim, Negeri Perak, Malaysia. NTB menargetkan 1.000 mahasiswa asal provinsi itu dikirim tiap tahun untuk kuliah di luar negeri.