Siang itu cuaca sangat panas saat Suharti (55) menggendong cucunya, Saskia (6 bulan), di dalam tenda di pengungsian korban banjir bandang, Desa Puuwonua, Kecamatan Andowia, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Kamis (8/8/2019). ”Kalau siang panas sekali, makanya banyak tenda ditinggalkan pemiliknya dan hanya saat malam didatangi. Mereka memilih menumpang di rumah kerabat,” ujar Suharti.
Sementara itu, Asbar yang tinggal di pinggir jalan Poros di Kecamatan Asera memilih membangun ”gubuk” tidak jauh dari rumahnya yang masih terendam lumpur dengan ketinggian 1 meter lebih. ”Saat ini lumpur telah mengeras. Saya tidak bisa membersihkannya. Kapan waktu saja saya harus mengeluarkan uang Rp 1 juta untuk menyewa ekskavator hanya untuk membersihkan lumpur di sekitar rumah.