PALU, KOMPAS - Operasi pencarian sembilan penumpang kapal KM Garuda Jaya yang akhir pekan lalu tenggelam di antara perairan Sulawesi Tengah dan Maluku Utara, hingga hari ketiga belum membuahkan hasil. Operasi pencarian akan tetap dilanjutkan hingga tujuh hari.
Kepala Badan Search and Rescue Nasional Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Sulawesi Tengah, Basrano, Senin (26/8/2019) menyampaikan, kecelakaan kapal terjadi di sekitar perairan Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulteng dan Kepulauan Sula, Maluku Utara.
"Sesuai aturan, operasi tetap berjalan hingga tujuh hari meskipun tak ada tanda-tanda para korban ditemukan. Bahkan, operasi dimungkinkan diperpanjang selama tiga hari setelahnya," katanya di Palu.
Pencarian sembilan penumpang KM Garuda Jaya menggunakan KN Bhisma untuk observasi di perairan dalam dan kapal-kapal nelayan untuk menyisir perairan sekitar pulau. Operasi mulai dilakukan sejak Sabtu (24/8) saat laporan kapal tenggelam diterima Pos SAR Luwuk, Kabupaten Banggai. Selain tim Basarnas, operasi juga melibatkan TNI/Polri dan nelayan.
Pencarian sembilan penumpang KM Garuda Jaya menggunakan KN Bhisma untuk observasi di perairan dalam dan kapal-kapal nelayan untuk menyisir perairan sekitar pulau.
Basrano menyampaikan, saat ini, pergerakan arus laut menuju utara perairan Kepulauan Sula atau selatan perairan Sulawesi Utara. Untuk mengantisipasi terseretnya korban ke kawasan tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kantor Pencarian dan Pertolongan Manado, Sulut agar terlibat dalam pencarian.
KM Garuda Jaya tenggelam di perairan Kepulauan Sula, Maluku Utara, pada Sabtu lalu. Kapal mengangkut 14 orang termasik 3 anak buah kapal. Lima korban selamat karena menggunakan pelampung berenang ke Pulau Sonit, Maluku Utara. Mereka awalnya bersama-sama dengan penumpang lain meninggalkan kapal, tetapi berpisah saat menyelamatkan diri. Kelimanya adalah Ali Sadi (nakhoda), Kasman, Ali Kois, Bobi, dan Ali Tama.
KM Garuda Jaya bertolak dari Pelabuhan Luwuk, Kabupaten Banggai, menuju Taliabu, Maluku Utara, pada Kamis (22/8). Kapal berbobot 22 gros ton tersebut sedianya tiba di pelabuhan tujuan pada Jumat (23/8) malam.
Pelaksana Harian Kepala Unit Pelaksana Pelabuhan Luwuk, Kabupaten Banggai, Lukman memastikan KM Garuda Jaya terdaftar berangkat dari Luwuk. Kapal pun telah diperiksa dokumen pelayaran berikut standar prosedur keselamatannya.
Sejumlah wilayah di Sulteng masih mengandalkan kapal kayu berbobot di bawah 50 gross ton sebagai alat angkut di laut. Wilayah tersebut, antara lain Banggai Kepulauan, Banggai Laut, dan Morowali Utara.