Sepuluh Saksi Diperiksa Terkait Penemuan Kerangka Manusia
Satuan Reserse Kriminal Polres Banyumas mendalami kasus penemuan empat tengkorak dan kerangka manusia yang dipendam di belakang rumah warga di Desa Pasinggangan, Banyumas, Jawa Tengah. Sebanyak 10 saksi dari pihak keluarga dan tetangga diperiksa.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banyumas mendalami kasus penemuan empat tengkorak dan kerangka manusia yang dipendam di belakang rumah warga di Desa Pasinggangan, Banyumas, Jawa Tengah. Sebanyak 10 saksi dari pihak keluarga dan tetangga diperiksa.
”Dari keluarga pemilik rumah, ada tujuh orang yang kami periksa, mulai dari orangtua, anak-anak, hingga cucunya. Selain itu, juga ada orang yang membersihkan pekarangan serta tetangga di kanan dan kiri,” kata Kepala Polres Banyumas Ajun Komisaris Besar Bambang Yudhantara Salamun, Senin (26/8/2019), di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.
Bambang menyampaikan, pihaknya perlu waktu yang cukup mengingat kondisi kerangka yang sudah lama dipendam. Diperlukan waktu dua minggu sampai satu bulan untuk menunggu hasil tes DNA.
Kami akan melakukan tes DNA dari pemilik rumah, apakah benar ini bagian dari keluarganya.
”Pertama, kami mencari informasi siapa korban. Memang ada keterangan yang menyebutkan beberapa informasi, tapi ini kami sedang cross check, berkoordinasi dengan Puslabfor Polda Jateng dan Mabes Polri. Kami akan tes DNA dari pemilik rumah, apakah benar ini bagian dari keluarganya,” paparnya.
Bambang mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan forensik, empat kerangka ini terdiri dari 3 laki-laki dan 1 perempuan. Diduga kuat mereka adalah korban pembunuhan.
”Dari barang bukti yang ditemukan di TKP, panjangnya lubang 1,5 meter dan lebar 1,2 meter, dengan kedalaman 40 sentimeter ini ditemukan empat kerangka manusia. Mereka masih menggunakan pakaian semua. Di situ ada tali yang mengikat leher salah satu kerangka tersebut,” tuturnya.
Menurut Bambang, penemuan jenazah di belakang rumah itu tidak wajar mengingat ukuran lubang ini berbeda dengan pemakaman pada umumnya. Panjang lubang 1,5 meter, sedangkan tinggi manusia Banyumas rata-rata 1,6 meter.
Ia menyebutkan, posisi jenazah bertumpuk agak menekuk. Jadi, diperkirakan para korban masuk lubang dalam kondisi lemas.
”Hasil pemeriksaan dokter forensik, pada salah satu tengkorak korban ini ada semacam luka benda tumpul yang mengakibatkan kepalanya retak, tapi yang lainnya tidak ada tanda-tanda luka. Secara struktur, tulang masih bagus semua,” lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya,warga di Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kabupaten Banyumas, dikejutkan oleh temuan empat tengkorak dan kerangka manusia yang dipendam di halaman belakang sebuah rumah. Polisi masih menyelidiki kasus ini.
Septiadi (25), warga setempat, mengatakan, keempat tengkorak itu ditemukan Rasman (63) pada Kamis lalu saat membersihkan semak belukar di kebun belakang rumah Misem di RT 007 RW 003 Desa Pasinggangan.
”Ada gundukan dan ditutupi batu. Ketika gundukan diratakan, cangkulnya menyangkut kaus. Ketika digali, ditemukan tengkorak,” ucap Septiadi.
Diduga, keempat tengkorak adalah Suratno, Heri, dan Yono. Ketiganya kakak-beradik anak dari Misem yang sudah lanjut usia. Selain itu, ada Pipin, anak dari Suratno. Warga mengira keempat korban itu merantau dan ikut dalam gerakan Gafatar yang pernah ramai dibicarakan publik beberapa tahun lalu.
Sapri (37), warga sekitar, menyampaikan, tim kepolisian mulai membongkar gundukan tanah pada Sabtu, 24 Agustus, pukul 22.00 dan selesai Minggu sekitar pukul 00.30. ”Saat penggalian, saya melihat ada juga HP jadul, korek, kaus,” ujarnya.