Menristekdikti: Ilmuwan Muda Harus Berani Adu Sains dan Teknologi
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menunjuk kepada para ilmuwan muda agar berani beradu penguasaan sains dan teknologi. Sebab, penguasaan sains dan teknologi merupakan salah satu kegiatan strategis dan inovatif guna merintis sumber daya manusia Indonesia yang unggul.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menunjuk kepada para ilmuwan muda agar berani beradu penguasaan sains dan teknologi. Ini karena penguasaan sains dan teknologi merupakan salah satu kegiatan strategis dan inovatif guna merintis sumber daya manusia Indonesia yang unggul.
Hasil-hasil riset yang dilakukan ilmuwan dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah sebagai pertimbangan ketika merumuskan kebijakan. Hal ini menjadi sinergi berbagai kalangan dalam menggerakkan pembangunan.
”Tugas besar kita tidak hanya mengembangkan kreativitas mahasiswa, tetapi juga memberikan ruang lebih terbuka untuk melakukan inovasi baru dengan dimensi pengembangan yang lebih luas,” kata Menristekdikti Mohamad Nasir pada pembukaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) Ke-32 Tahun 2019, di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Selasa (27/8/2019).
Ia memisalkan, salah satu tugas pemerintah adalah melalui peningkatan anggaran riset terutama di perguruan tinggi untuk mendorong munculnya temuan-temuan baru yang lebih bermanfaat. Pekan ilmiah ini merupakan bagian kegiatan strategis dan inovatif untuk mendukung pencapaian sumber daya manusia yang unggul.
Tugas besar kita tidak hanya mengembangkan kreativitas mahasiswa, tetapi juga memberikan ruang lebih terbuka untuk melakukan inovasi baru dengan dimensi pengembangan yang lebih luas.
Nasir berharap, melalui Pimnas ini dapat hadir karya-karya inovasi mahasiswa yang lebih kreatif, baik dalam bidang teknologi, sains, sosial, humaniora, maupun bidang-bidang lain. Tentu, lanjutnya, karya-karya inovasi tersebut mampu memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat pada umumnya.
Hal ini sejalan dengan tema Pimnas tahun ini, yaitu ”Mewujudkan Mahasiswa Indonesia yang Kreatif, Inovatif, Unggul, dan Mandiri Berlandaskan Budaya Nasional dalam Bingkai Kebinekaan”. Maskot Pimnas bernama Garuda Unggul yang bermakna manusia Indonesia yang unggul.
Pimnas tahun ini digelar di Universitas Udayana pada Selasa malam hingga Sabtu (31/8/2019). Sebanyak 1.614 ilmuwan muda dari mahasiswa serta 460 dosen pendamping dari 70 perguruan tinggi negeri dan 56 perguruan tinggi swasta se-Indonesia menjadi peserta untuk berkompetisi. Mereka terbagi dalam 460 tim terpilih dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didanai tahun 2019 sebanyak 3.621 proposal.
Tahun ini terdapat 20 judul dengan skema PKM Gagasan Futuristik Konstruktif (GFK) yang mengembangkan gagasan kreatif mahasiswa melalui media audiovisual dan diunggah di Youtube. PKM GFK sangat relevan dengan penerapan teknologi di era Revolusi Industri 4.0.
Agenda Pimnas antara lain presentasi PKM lima bidang, PKM Gagasan Tertulis, PKM Gagasan Futuristik Konstruktif, serta lomba poster dan gelar produk PKM. Selain itu, terjadwal adanya studium generale, sarasehan pimpinan perguruan tinggi bidang kemahasiswaan, lomba Pimnas non-PKM, SMA Goes to Campus, bazar, dan PKM Investments Summit.
Rektor Universitas Udayana AA Raka Sudewi berharap seluruh peserta dapat berkompetisi sesuai dengan ketentuan peraturan yang telah disepakati bersama. ”Semoga bermanfaat serta pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai harapan bersama,” ucapnya.
Pimnas merupakan program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi di bidang penalaran dan kreativitas mahasiswa. Kegiatan tersebut juga bertujuan menciptakan iklim ilmiah di kalangan mahasiswa sehingga tercipta mahasiswa Indonesia yang kreatif, inovatif, unggul, dan mandiri berlandaskan budaya nasional dalam bingkai kebinekaan.
Selain itu, produk kreatif dan inovatif yang dihasilkan dapat dilanjutkan serta dikembangkan menjadi produk komersial (nilai tambah). Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan berkelanjutan mendorong upaya kelanjutan dan membangun jejaring dengan program-program lainnya sehingga PKM terus meningkat dan berkembang, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.