Bisnis Properti Kota Bandara Kertajati Mulai Tumbuh
Bisnis properti di aerocity atau kota bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mulai tumbuh. Pembangunan berbagai akses pendukung bandara, seperti tol hingga kereta api cepat, menjadi daya tarik besar.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Bisnis properti di aerocity atau kota bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mulai tumbuh. Selain berdekatan dengan Bandara Internasional Jabar Kertajati, kota bandara itu juga bakal dilengkapi akses tol hingga kereta api cepat sehingga menjadi daya tarik besar.
“Kami targetkan, awal November ini peletakan batu pertama pembangunan apartemen di aerocity Kertajati,” kata Raja M Tobing, Project Director Grand Anila Apartment. Raja menyampaikan itu kepada awak media di Kota Cirebon, Jawa Barat, Kamis (29/8/2019).
Apartemen itu dibangun oleh PT PPRO BIJB Aerocity Develpoment (AD), perusahaan patungan bentukan PT PP Properti dan PT BIJB AD. PT BIJB AD merupakan anak perusahaan PT BIJB, badan usaha milik Pemprov Jabar yang mengelola Bandara Kertajati. Adapun PT BIJB AD bertugas mengembangkan aerocity seluas 3.480 hektar. Aerocity terbagi dalam kluster bisnis, hub logistik, kedirgantaraan, energi, tempat tinggal eksklusif, dan pusat teknologi.
Untuk tahap awal, pembangunan apartemen dilakukan di kluster Business Park I di aerocity seluas 414,3 hektar. Apartemen Grand Anila merupakan pengembang pertama yang masuk ke kluster tersebut.
Apartemen 15 lantai itu terbagi dalam dua tower, masing-masing sejumlah 845 unit. Setiap unit apartemen terdiri dari beberapa tipe dengan luas 18 meter persegi, 19,5 meter persegi, dan 36,25 meter persegi. “Sejak kami pasarkan pada Januari 2019, hingga saat ini, sudah 260 unit terjual. Ini sesuai harapan kami, yakni 30 persen dari setiap tower,” kata Raja.
Menurut Raja, harga per meter setiap unit berkisar Rp 12,9 juta. Namun, angka itu naik 8–10 persen dalam waktu tertentu. Pembangunan apartemen dua tower tersebut ditargetkan rampung pada 2024. “Tahun depan, satu tower apartemen ditargetkan habis terjual,” ujarnya.
Lokasi apartemen di Desa Palasah, Kecamatan Kertajati, sekitar 4 kilometer dari Bandara Kertajati. Saat ini, lokasi itu dalam proses pembersihan lahan. Raja mengatakan, pihaknya optimistis bisnis properti di aerocity merupakan investasi masa depan.
Apalagi, hingga saat ini, belum ada hotel berbintang yang beroperasi di sekitar bandara. Meskipun bandara telah melayani penerbangan sejak 24 Mei tahun lalu, hanya terdapat satu hotel berbintang di Majalengka yang jaraknya sekitar 30 kilometer dari bandara.
Properti, seperti apartemen dan hotel, juga dibutuhkan oleh kru pesawat hingga pekerja di bandara. Setiap hari, 3.000-4.000 orang terbang dan mendarat di Kertajati. Dalam setahun, bandara itu ditargetkan melayani lebih dari 2 juta penumpang.
PT BIJB AD memproyeksikan, hingga 2024, sebanyak 24.364 orang bekerja di aerocity Kertajati. Pekerja tersebut tentunya membutuhkan tempat tinggal. “Itu sebabnya, properti menjadi investasi terbaik di sini. Setelah apartemen, kami akan membangun hotel dan pusat perbelanjaan. Bahkan, sudah ada investor yang ingin membangun rumah sakit. Untuk itu, kami siapkan lahan 300 hektar,” papar Raja.
Aerocity turut menumbuhkan perekonomian di sekitar Majalengka, seperti Cirebon, Indramayu, dan Kuningan.
Rizkita Widodo, Sales dan Marketing Director PT PPRO BIJB AD, mengatakan, sektor properti di aerocity potensial berkembang karena kawasan itu bakal terhubung dengan jalan tol bahkan kereta cepat. “Jalan tol ke aerocity dapat diakses melalui ruas Tol Cikopo-Palimanan Kilometer 154. Akses ini sudah ada tahun depan seiring beroperasinya Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan,” katanya.
Saat ini, waktu tempuh dari Bandung ke Kertajati menghabiskan 2,5 jam sampai 3 jam. Jika Tol Cisumdawu beroperasi, waktu tempuh menjadi kurang dari sejam. “Aerocity turut menumbuhkan perekonomian di sekitar Majalengka, seperti Cirebon, Indramayu, dan Kuningan,” ungkap Rizkita.
Secara terpisah, Agung Prasetyo, Direktur Operasional PT Lintas Marga Sedaya, pengelola Tol Cipali, menyatakan kesiapannya mengintegrasikan Tol Cipali dengan kawasan Bandara Kertajati sepanjang 3 kilometer. “Jika pembebasan lahan oleh Pemprov Jabar rampung, kami mulai membangunnya tahun 2020,” ucapnya.