Api melalap sebuah rumah dan hotel tak terpakai di belakang kantor Badan Pengawas Pemilu Sulawesi Utara. Kebakaran ini menjadi yang ke-22 di Manado, Sulut, selama 1-30 Agustus 2019.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Api melalap sebuah rumah dan hotel tak terpakai di belakang kantor Badan Pengawas Pemilu Sulawesi Utara. Kebakaran ini menjadi yang ke-22 di Manado, Sulut, selama 1-30 Agustus 2019.
Api pertama kali terlihat oleh Kompas dari area Kelurahan Kleak, Malalayang, sekitar 3 kilometer dari titik kebakaran, Jumat (30/8/2019) sekitar pukul 11.50 Wita. Gumpalan asap tebal kelabu terlihat membubung dari api merah yang membakar sebuah bangunan di atas bukit, yaitu rumah milik keluarga Poluan Lasut serta Hotel Panorama yang tak lagi terpakai.
Di lokasi, sekitar pukul 12.30 Wita, warga sudah berkerumun di depan rumah. Beberapa petugas pemadam kebakaran menyemburkan air dari dua mobil pemadam kebakaran. Dua mobil lainnya memasok air dari tangki setelah hilir mudik menuju titik pompa hidran, sekitar 400 meter dari lokasi kebakaran.
Exel, warga setempat, mengatakan, kebakaran menyebar sangat cepat. Ia pertama kali melihat kebakaran saat pulang ke rumah dari sekolah. ”Awalnya api kelihatan kecil dari bagian rumah. Waktu saya balik ke sini lagi, api sudah besar sekali dan bangunan mulai hangus,” katanya.
Ia mengatakan, api kemudian menyebar ke Hotel Panorama di sebelah kiri rumah. Pemilik hotel yang tinggal di lokasi langsung mengeluarkan barang-barang dari dalam hotel ke lapangan parkir. Lapangan itu memisahkan bangunan yang terbakar dari kantor Bawaslu Sulut sehingga api tak merambat.
Mustafa, salah satu penghuni rumah, menolak memberikan keterangan lengkap. Dia beralasan kelelahan. Seorang ibu, pemilik rumah lainnya, masih syok dan memandang rumahnya yang telah hangus dengan mata nanar.
”Saya kehilangan banyak barang, tetapi percaya Tuhan pasti ganti yang baru,” katanya singkat. Harta bendanya turut habis dalam kebakaran itu, termasuk dua sepeda motor.
Sekitar 13.00 Wita, api mulai dapat dipadamkan. Kepala Bidang Pengawasan Dinas Damkar Manado Refly Lontaan mengatakan, pemadaman dilanjutkan ke tahap pendinginan titik api untuk mencegah kebakaran muncul lagi. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
”Air mudah diambil karena letak hidran tidak jauh. Tapi, kendalanya adalah angin yang kencang karena lokasi kebakaran ada di bukit. Akibatnya, api mudah sekali merambat ke bangunan seluas 400 meter persegi,” kata Refly menjelaskan.
Dugaan sementara, kebakaran disebabkan oleh korsleting.
Dugaan sementara, kebakaran disebabkan oleh korsleting. Refly belum dapat memastikan dari bangunan mana asalnya. Namun, kerusakan akibat kebakaran lebih kentara pada rumah daripada hotel. Semua atap rumah bertingkat itu roboh dan temboknya hangus. Sementara itu, hanya sebagian bangunan hotel yang terbakar, yaitu pada bagian yang menempel dengan rumah itu.
Refly mengatakan, kebakaran ini adalah yang ke-22 di Manado, 1-30 Agustus 2019. Sekitar 1 jam sebelumnya, kebakaran ke-21 terjadi di Kelurahan Tikala Baru, Tikala, Manado. Tiga rumah terbakar dan mengakibatkan 11 keluarga beranggotakan 33 orang kehilangan tempat tinggal. Penyebabnya, korsleting.
”Kebakaran terjadi hampir setiap hari selama Agustus. Sebagian cuma kebakaran alang-alang karena kemarau. Tapi, sangat banyak kebakaran akibat korsleting,” katanya.
Hingga 26 Agustus, Dinas Damkar Manado mencatat 17 kali kebakaran alang-alang, salah satunya di tepi Jalan Tol Manado-Bitung pada Selasa (13/8). Pekan lalu, Jumat (23/8), kebakaran menghancurkan sebuah gudang kosmetik di Kelurahan Perkamil, Paal II. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Oleh karena itu, Refly mengimbau masyarakat Manado untuk mematikan alat-alat elektronik jika sudah tak menggunakannya atau saat akan meninggalkan rumah. ”Tren kebakaran di musim kemarau ini meningkat sehingga masyarakat harus waspada,” katanya.