Teknologi dan informasi yang kian maju membuat lapangan kerja sebagai pegawai pemerintah terus berkurang. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun meminta mahasiswa mengantisipasi kondisi itu dengan berwirausaha.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Teknologi dan informasi yang kian maju membuat lapangan kerja sebagai pegawai pemerintah terus berkurang. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun meminta mahasiswa mengantisipasi kondisi itu dengan memanfaatkan peluang yang menjanjikan dalam berwirausaha.
Di hadapan mahasiswa di Padang, Sumatera Barat, Selasa (3/9/2019), Wapres menjelaskan, sekitar 10 tahun atau 20 tahun lalu, 70 persen mahasiswa menjawab hendak jadi pegawai negeri sipil (PNS) setelah lulus. Namun, beberapa tahun terakhir, peluang menjadi PNS sangat kecil. Setiap tahun ada sekitar 900.000 sarjana yang lulus dari 4.500 perguruan tinggi di Indonesia. Sementara lulusan yang dapat diterima menjadi PNS tidak lebih dari 50.000 orang.
”Berarti, lebih kurang hanya 5 persen yang dapat diterima. Oleh sebab itu, harapan yang terbuka cuma dua hal, profesi dan wirausaha. Itu terbuka 100 persen untuk Anda (mahasiswa) semua. Jadi, harapan mendapat kesempatan menjadi pegawai di pemerintahan sekarang sangat kecil,” tutur Wapres saat penyerahan Minang Entrepreneur Award 2019 di Universitas Negeri Padang.
Wapres menjelaskan, peluang menjadi pegawai pemerintah sangat kecil karena pemerintah tidak lagi butuh banyak tenaga administrasi. Keberadaan teknologi dan informasi yang semakin maju memudahkan administrasi secara digital.
Selain itu, pemerintah juga tengah merampingkan birokrasi nasional dan sebaliknya memperbanyak sektor produktif, seperti guru, tenaga kesehatan, peneliti, dan tenaga-tenaga yang berkaitan dengan sektor rill.
Menurut Wapres, wirausaha merupakan satu-satunya cara dalam memajukan bangsa ke depan. Suatu bangsa yang besar butuh sistem, pertahanan, keamanan, dan infrastruktur yang baik. Untuk mencapainya, butuh dana besar yang bersumber dari pajak. Pajak besar hanya didapat jika banyak pengusaha besar yang dapat memberikan kontribusi pajak.
Oleh sebab itu, Wapres mendorong mahasiswa menjadi wirausaha sejak muda. Dengan pesatnya kemajuan teknologi dan informasi, upaya menjadi wirausaha semakin mudah jika punya inovasi dan kreativitas. ”Pengusaha-pengusaha muda yang baik yang akan memajukan bangsa ini,” ujarnya.
Wapres pun menjadikan China sebagai contoh negara yang sukses dengan kewirausahaan. Beberapa dekade yang lampau, China termasuk negara terbelakang dengan sistem komunisme. Namun, setelah mereka terbuka terhadap dunia luar dan memiliki semangat kewirausahaan yang kuat, China menjadi salah satu negara industri terbesar di dunia.
”Apa pun yang kita pegang di toko-toko besar di Amerika, di mana pun, termasuk Indonesia, made in China. Itu adalah suatu upaya yang luar biasa cepat. Karena itulah, kita harus membuat suatu arah seperti itu. Arah yang terbaik seperti itu. Dan, yang bisa menghasilkan seperti itu adalah gabungan pendidikan, teknologi, dan semangat kewirausahaan,” ujar Wapres.
Penghargaan
Rektor Universitas Negeri Padang Ganefri menjelaskan, Minang Entrepreneur Award 2019 merupakan kompetisi berwirausaha tingkat mahasiswa. Tujuannya, mendorong mahasiswa untuk berani memulai dan memupuk jiwa wirausaha melalui pengembangan karakter, pengetahuan, keterampilan, serta pemanfaatan hasil riset dan teknologi di perguruan tinggi.
”Mahasiswa diharapkan dapat tumbuh menjadi wirausaha yang kreatif dan inovatif,” kata Ganefri saat memberikan sambutan.
Minang Entrepreneur Award pertama kali digagas oleh Wapres pada 2017 dan didukung para pengusaha sukses dari Ranah Minang, baik di perantauan maupun di Sumbar. Penghargaan itu merupakan upaya Wapres dalam mendorong mahasiswa menjadi seorang wirausaha yang inovatif dan kreatif dibandingkan menjadi pegawai negeri.
Tahun ini kompetisi diikuti mahasiswa dari 37 perguruan tinggi di Sumbar, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Bengkulu. Minang Entrepreneur Award 2019 terbagi atas dua kategori, yaitu usaha rintisan (start up business) dan usaha yang sudah ada (existing business).